Menurutnya, dibutuhkan pemimpin yang mampu memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya ekonomi sirkular.
Masyarakat perlu bimbingan dan pendampingan agar bersama-sama bisa membangun pariwisata yang berkelanjutan.
Baca Juga:
Institut USBA Soroti Keppres No. 110P Tahun 2025: “Duplikasi Kelembagaan dan Sentralisasi Baru di Bawah Nama Otsus”
“Jangan sampai Raja Ampat kalah dengan Kaimana, yang sekarang mulai bergerak untuk pariwisata,” tegasnya.
Persoalan Sampah Solusi Masih Mentah
Salah satu masalah serius yang diamati Dedi adalah pengelolaan sampah.
Baca Juga:
Raker Adat Dewan Adat Sub Suku USBA Tegaskan Regenerasi Kepemimpinan, Penguatan Budaya, dan Pembentukan Lumbung Pengetahuan Adat
Sebagai orang yang memahami konsep konservasi, ia prihatin dengan banyaknya sampah, terutama sampah plastik, yang mencemari wilayah tersebut.
Pengunjung juga sering mengeluhkan sampah yang mengalir hingga ke laut, bahkan merusak terumbu karang.
Dedi merasa pemerintah belum serius dalam menangani masalah ini.