Dalam buku itu, Dedi mencatat langkah-langkah yang diambilnya, mulai dari pertemuan dengan pihak-pihak terkait hingga kebutuhan material dan tahapan pembangunan homestay.
Butuh dua tahun untuk mewujudkan cita-citanya tersebut.
Baca Juga:
Institut USBA Soroti Keppres No. 110P Tahun 2025: “Duplikasi Kelembagaan dan Sentralisasi Baru di Bawah Nama Otsus”
Sebagai orang lokal pertama yang mencoba mengembangkan pariwisata komersial, ia menghadapi banyak tantangan, terutama masalah modal.
“Kendala modal waktu itu berat, tapi niat saya sudah bulat. Ekonomi lokal harus hidup,” tegasnya.
Beruntung, Dedi memiliki dukungan dari teman-temannya di CI, termasuk Charles Imbir, yang sangat berperan penting dalam mengembangkan konsep homestay berbasis ekonomi sirkular.
Baca Juga:
Raker Adat Dewan Adat Sub Suku USBA Tegaskan Regenerasi Kepemimpinan, Penguatan Budaya, dan Pembentukan Lumbung Pengetahuan Adat
Charles mendampingi Dedi dalam pengembangan gagasan, pelatihan, dan pemasaran.
Pada 2010, Charles bahkan memberikan bantuan fasilitas untuk mendukung pengembangan homestay tersebut.
“Ini perjuangan bersama,” kata Dedi.