Hasil pemantauan dengan telemetri akustik pasif ini menunjukkan receiver akustik di Hol Gam berhasil merekam 16 deteksi akustik dari satu ekor pari manta pada 30 Mei 2021 dan 14 Jun 2021, yang menunjukkan bahwa pari manta tersebut berada di sekitar recceiver untuk beberapa waktu.
Di Yef Nabi Besar, receiver berhasil merekam 4 deteksi akustik dari 2 individu yang berbeda pada tanggal 10 Mei dan 23 Mei.
Baca Juga:
Soroti Tambang di Raja Ampat, Wisatawan Internasional: We Dont Want This Mine, The Ecosystem is So Beautiful There
Temuan terbanyak terdapat di Laguna Wayag, yaitu 8.266 deteksi. Deteksi ini direkam pada 99 hari yang berbeda dari total 110 hari durasi pemantauan, yang menunjukkan bahwa juvenil pari manta karang di Laguna Wayag terdeteksi hampir setiap hari selama sekitar 3,5 bulan.
Berbeda dengan telemetri akustik pasif, telemetri satelit digunakan untuk memantau rentang distribusi pari manta dengan memanfaatkan lokasi GPS yang dipancarkan oleh tag satelit.
Sebanyak 5 tag satelit dipasangkan pada pari manta di Dayan dan Yef Nabi Kecil, yakni dua situs yang sebelumnya belum pernah dipasang tag satelit pada studi lain sebelumnya.
Baca Juga:
David Dimara: Pariwisata Versus Tambang di Raja Ampat
Dalam memasang tag satelit, prioritas utama adalah pari manta juvenil dan dewasa. Sejumlah temuan menarik didapatkan dari penggunaan telemetri satelit pada pari manta ini.
Satu pari manta bermigrasi antara KKPD Selat Dampier dan SAP Raja Ampat. Temuan ini memperkuat temuan sebelumnya, yakni studi bertajuk "Site fidelity and movement patterns of reef manta rays (Mobula alfredi, Mobulidae) using passive acoustic telemetry in Northern Raja Ampat, Indonesia)" yang dipublikasikan di jurnal internasional pada 2018.
Pari manta ini juga diketahui menghabiskan beberapa waktu di sekitar Dayan dan Wai di KKPD Selat Dampier serta perairan sekitar Yef Nabi Kecil di SAP Waigeo Raja Ampat.