"Keberagaman ini adalah kekayaan yang harus kita jaga dan rawat bersama. Namun, keberagaman juga menuntut kita untuk bekerja lebih keras dalam menjaga harmoni sosial di tengah perbedaan yang ada. Indeks Harmoni yang akan kita ukur dan evaluasi hari ini adalah alat yang sangat penting untuk mengidentifikasi sejauh mana kita berhasil dalam menjaga dan meningkatkan harmoni sosial tersebut," ujarnya.
Dr Sellvyana Sangkek menekankan beberapa konteks yang menjadi perhatian bersama;
Baca Juga:
Pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Papua Barat Daya
Penguatan Dialog dan Komunikasi: Dialog yang konstruktif antar berbagai kelompok masyarakat harus terus didorong. Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk menghindari kesalahpahaman dan konflik yang bisa merusak harmoni sosial.
Pemberdayaan Masyarakat: Masyarakat harus diberdayakan agar mereka dapat berperan aktif dalam menjaga harmoni sosial. Pendidikan dan penyuluhan tentang pentingnya kerukunan dan toleransi harus terus ditingkatkan.
Kebijakan yang Inklusif: Pemerintah harus memastikan bahwa kebijakan yang dibuat bersifat inklusif dan merangkul semua lapisan masyarakat. Kebijakan yang diskriminatif hanya akan memperburuk kondisi sosial dan memicu ketidakpuasan.
Baca Juga:
Dr. Sellvyana Sangkek: Kepemimpinan Perempuan Menuju Indonesia Gemilang
Kolaborasi dan Sinergi: Semua pihak, baik pemerintah, akademisi, tokoh masyarakat, dan organisasi kemasyarakatan harus berkolaborasi dan bersinergi dalam upaya menjaga dan meningkatkan harmoni sosial. Hanya dengan kerjasama yang solid, kita bisa mencapai tujuan yang diinginkan.
Sambungnya, Kegiatan Monitoring dan Evaluasi tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi harmoni sosial di Provinsi Papua Barat Daya.
Data dan temuan yang dihasilkan akan sangat berharga sebagai dasar dalam merumuskan kebijakan dan strategi yang lebih efektif untuk meningkatkan harmoni sosial di wilayah Provinsi Papua Barat Daya.