PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Sorong - Pemilihan umum adalah salah satu wujud nyata demokrasi yang membawa harapan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu mewujudkan aspirasi mereka.
Di Provinsi Papua Barat Daya, proses demokrasi yang baru saja kita lewati menunjukkan betapa besarnya komitmen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan persatuan di tengah dinamika politik yang sering kali mengundang perpecahan.
Baca Juga:
Pemilu Damai Bukanlah Akhir dari Perjalanan, Melainkan Awal dari Komitmen Baru untuk Membangun Papua Barat Daya
Kini, saat pemilu telah usai, langkah selanjutnya adalah mengakhiri proses ini dengan semangat damai dan rekonsiliasi, sekaligus menyambut Natal dengan hati yang penuh kasih.
Pemilu yang damai bukan sekadar keberhasilan prosedural, tetapi juga mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menghadapi perbedaan.
Selama masa kampanye hingga pemungutan suara, kita telah melihat semangat toleransi dan dialog di antara berbagai pihak.
Baca Juga:
Sosialisasi dan Musyawarah Adat Suku Besar Moi, Rekrutmen DPRP Papua Barat Daya Mekanisme Pengangkatan
Meski ada perbedaan pandangan politik, masyarakat Papua Barat Daya mampu menempatkan nilai-nilai kebersamaan di atas segala kepentingan pribadi atau kelompok.
Untuk itu, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak – baik penyelenggara pemilu, aparat keamanan, maupun masyarakat – yang telah menjaga ketertiban dan suasana kondusif selama proses demokrasi berlangsung.
Namun, kita tidak boleh terlena dengan pencapaian ini. Tahapan pasca-pemilu sering kali menjadi masa yang rawan konflik, terutama jika ada pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasilnya.