PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Fakfak - Sinergi Pemprov Papua Barat dan Dinas Perkebunan Fakfak Tahun 2025, membangun 2 Solar Dryer Pala Jumbo bagi Kelompok Pekebun Asli Fakfak melalui Skema Swakelola atau Solar Dryer Pala Jumbo berbasis swakelola untuk penguatan hilirisasi perkebunan Pala di Kabupaten Fakfak Tahun 2025.
Penguatan hilirisasi perkebunan pala dan pelaksanaan Program Strategis Pala Unggul sesuai dengan vsi dan misi Fakfak Membara, Dinas Perkebunan Fakfak bekerjasama dengan Provinsi Papua Barat membangun 2 unit pembangunan Solar Dryer (pengering pala tenaga surya) berukuran 63 m² bagi kelompok Petani Asli Fakfak di Kabupaten Fakfak melalui skema swakelola pemerintah dan kelompok pekebun pala.
Baca Juga:
Penguatan Brigade Pala, Mendorong Pengendalian OPT untuk Produktivitas Komoditas Pala Tomandin Fakfak
Pembangunan sarana pengeringan pala ini diarahkan sebagai intervensi strategis pada subsistem pascapanen untuk meningkatkan mutu, konsistensi kualitas, dan nilai tambah Pala Tomandin Fakfak.
Melalui teknologi solar dryer, proses pengeringan dapat dilakukan secara lebih efisien, higienis, dan ramah lingkungan, sehingga menghasilkan pala kering berkualitas yang memenuhi standar pasar dan mendukung pengembangan produk turunan pala dalam kerangka hilirisasi.
Demikian disampaikan Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT dalam keterangan di Fakfak, dikutip Kamis (18/12/2025).
Baca Juga:
Penguatan Mutu dan Kualitas Pala Tomandin, Langkah Strategis Mendukung Program Pala Unggul Kabupaten Fakfak
Kata dia, kerjasama ini melibatkan 2 kelompok pekebun pala sekaligus pelaku usaha pala yakni kelompok Sahabat Pala Kampung Patimburak dan kelompok Ganasoba Henggi Kampung Werfra dengan model skema Provinsi melalui Bidang Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Holtukultura dan perkebunan Papua Barat menyediakan peralatan solar drayer melalui e-katalog dan kelompok pekebun pala dengan dukungan kampung yang di fasilitasi menyediakan lahan dan tapak pemasangan solar drayer pala serta melalui partisipasi dan pemberdayaan masyarakat.
Tampak Plt. Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT bersama staf.
"Mereka langsung berperan aktif dalam proses pembangunan dan melibatkan kelompok pekebun pala sebagai pelaku utama sejak tahap perencanaan, pelaksanaan, hingga pengelolaan," ujar Widhi.
Lanjutnya, model ini sengaja di bangun untuk menumbuhkan rasa memiliki dari kelompok dan memperkuat kemandirian petani dan pelaku usaha pala asli Fakfak yang saat ini dibutuhkan peran aktif dalam menyiapkan diri dan mendukung program Danantara melalui Hilirisasi Perkebunan Pala.
Melalui swakelola, kedua kelompok ini juga memperoleh pengalaman teknis, manajerial, dan administrasi, sehingga kapasitas organisasi meningkat dan siap mengelola sarana produksi hilirisasasi pala secara berkelanjutan.
Ia berharap dengan model swakelola ini, program tidak hanya menghasilkan infrastruktur fisik berupa solar dryer pala, tetapi juga memperkuat rasa memiliki, kemandirian, dan tanggung jawab kelompok petani asli pala.
Dengan keberadaan Solar Dryer Pala yang merupakan salah satu teknologi pengering tinggi ini, akan meningkatkan mutu dan kualitas Pala, karena alat ini akan membantu proses pengeringan lebih merata, higienis, dan terkontrol sehingga menghasilkan pala kering dengan kadar air stabil, warna baik, dan aroma khas yang kuat.
Juga mengurangi ketergantungan cuaca, memungkinkan pengeringan tetap berlangsung meskipun cuaca tidak menentu, sehingga menekan risiko kerusakan dan penurunan kualitas.
Solar dryer ini menjadi sarana penting dalam rantai pasok hilir, sebagai fondasi pengembangan produk turunan pala seperti biji pala kering premium, fuli, dan bahan baku olahan serta meningkatkan produktivitas karena kapasitas pengeringan yang besar (jumbo) memungkinkan pengolahan hasil panen secara kolektif dan berkesinambungan oleh kelompok pekebun.
"Diharapkan, model ini mampu meningkatkan mutu dan kualitas hasil panen dan petani sendiri dapat menjual hasilnya dan memperkuat posisi tawar petani, serta menjadi pilar penting dalam mewujudkan hilirisasi perkebunan pala yang inklusif dan berkelanjutan serta keberhasilan Program Strategis Pala Unggul di Kabupaten Fakfak," demikian Widhi Asmoro Jati.
[Redaktur: Hotbert Purba]