PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Fakfak - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Fakfak melalui Dinas Perkebunan bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) melakukan Riset jenis kelamin pala Tomandin Fakfak.
Riset tersebut dengan menghadirkan 3 orang dari BRIN yang di pimpin oleh Prof Dr Otih Rostiana, M.Sc., selaku Peneliti Ahli Utama.
Baca Juga:
Realisasikan Program Pala Unggul, Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak dan BNI Fakfak Bangun Kerja Sama
Pihak BRIN mengambil sampel di 8 lokasi kebun Pala yang menyebar di Kabupaten Fakfak dengan mengambil sampel berupa buah tua, daun, bakal bunga jantan dan betina.
Menurut Prof. Dr. Otih Rostiana, jenis Pala Tomandin Fakfak yang telah memperoleh sertifikasi Indikasi Geografis dan kekayaan intelektual masih memiliki persoalan mengenai jenis kelamin jantan dan betina, alias tanaman dioecious atau berumah dua.
Kata dia, pohon jantan hanya menghasilkan bunga jantan, pohon betina hanya bunga betina, dan inilah salah satu tantangan utama dalam budidaya Pala Tomandin begitu juga pala di daerah lain yang mengalami hal yang sama.
Baca Juga:
75 Ribu Bibit Pala Tomandin Fakfak Disertifikasi BBPPTP Ambon
Isu penting dalam budidaya Pala Tomandin karena jenis kelamin tidak dapat dibedakan sejak dini secara visual, padahal hanya pohon betina yang menghasilkan buah (biji dan fuli yang bernilai ekonomi tinggi) sehingga selalu menjadi spekulan dalam budidaya.
Sambungnya, oleh karena itu, kerja sama tersebut sangat optimis, dengan mencermati penanda molekuler dari ukuran daun, bentuk biji dan bentuk pohon yang dapat dibuktikan secara ilmiah dan pendekatan marka molekuler akan lebih akurat mengetahui jenis kelamin pala Tomandin Fakfak.
Dikatakan pula, dalam proses riset ini akan dilakukan melalui roadmap dalam 4 tahapan yakni mulai dari identifikasi, verifikasi dan validasi penanda molekuler jenis kelamin Pala Fakfak.
Juga mengetahui karakteristik morfologi pohon jantan dan betina, morfologi biji, perakaran dan tunas benih pala hingga Quality control hasil isolasi RNA, DNA dari pohon pala jantan dan betina.
"Jika ini berhasil tentunya sejak awal akan diketahui jenis pala Tomandin yang cenderung di tanam optimis dominan berbuah," kata Prof. Dr. Otih Rostiana dikutip Sabtu (31/5/2025).
Sementara, Plt Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT., mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan upaya pengembangan pala secara generatif perbanyakan benih dengan menggunakan biji dan secara vegetatif atau perbanyakan melalui sistem grafting (penyambungan) mempercepat masa tumbuh dan produksi.
Menurutnya, riset ini sangat penting karena selama ini masyarakat petani kebun Pala di Fakfak masih melakukan spekulasi dalam penanaman pala yang berpengaruh pada pola dan jarak tanam karena takut pohon yang di tanam tidak berbuah alias pala jantan.
Apalagi usia pala untuk berbuah cenderung menunggu waktu yang lama. Sekian lama pala di tanam dan menunggu berbuah ternyata banyak pohon yang tidak berbuah.
"Kita tahu betul, tanaman pala yang berbuah hanya pala betina sedangkan pala jantan hanya sebagai penyerbukan. Sehingga dengan hasil riset nanti, diharapkan tanaman pala dalam satu area kebun memiliki rasio efektif 1 : 8-10, dimana 10 pohon betina berbuah dan 1 jantan sebagai penyerbukan dan kebun berbuah maksimal," urai Widhi Asmoro Jati.
Sambungnya, pihaknya selalu optimis, dengan kolaborasi tersebut, kedepan Pala Tomandin memiliki indikasi benih Pala Tomandin yang berbuah dari proses pengolahan benih biji pala dan metode penyambungan (grafting) Pala Tomandin mendapatkan bibit unggul yang siap tanam dan cepat berbuah.
[Redaktur: Hotbert Purba]