Oleh sebab itu kata Yohana, dari kepemimpinan satu ke kepemimpinan yang lain, belum ada satupun yang memberikan perhatian.
Diakui bahwa, kepala Dinas Perkebunan Kabupaten Fakfak Abdulrahim Fatamasya, dia mampu melihat sampai ke dalam, untuk menjadikan pala memiliki nilai ekonomi yang jauh lebih baik" tegas Yohana.
Baca Juga:
Dekranasda Provinsi Papua Barat Gelar Sosialisasi Perizinan bagi Pelaku UMKM di Kabupaten Fakfak
Orang Fakfak memiliki Pala adalah kasih karunia leluhur, yang harus dirawat dijaga baik. Merawat pala kata Yohana Dina Hindom, bak merawat seorang perempuan waktu hamil, perlu peran laki-laki untuk merawat istrinya, sehingga anak yang dikandung dilahirkan pas waktu 9 bulan.
Dan diyakini bawah bilamana anak yang dikandunginya lahir tidak pas waktu, maka anak itu pasti tidak normal atau tidak sehat, begitu pula dengan Pala, bila kita petik di waktu belum masak petik, maka nilai jualnya akan tidak baik alias harga jatuh, yang akan mempengaruhi pendapatan.
Terkait dengan Kera-Kera yang dipasangkan tidak semata-mata sebagai SASI (add. Larangan) akan tetapi sebagai TANDA untuk mengingatkan kita semua, di mana, ada saat yang tepat.
Baca Juga:
Kementerian Desa PDTT Berikan Bantuan Pengering Pala kepada Pemkab Fakfak
Sebagai mana kata Firman Tuhan; semua itu ada waktu, begitupun dengan buah pala, ada waktu yang tepat baru kita ambil, sehingga nilai ekonominya akan bertambah untuk pendapatan kita, meningkat kesejahteraan kita sebagai anak-anak Fakfak, orang negeri di Fakfak" pesan Yohana.
Penyerahan secara simbolis baliho himbauan ke petani pala, dari Wakil Bupati Fakfak kepada salah seorang kepala kampung yaitu Kepala kampung Mendopma Riky Yakop Hegemur (Foto: Frances WNC Fakfak, 27 Agustus 2022)
Menurut Yohana Dina Hindom Wakil Bupati Fakfak, bahwa kehidupan orang Fakfak yang dikarunia Pala, akan berbeda dengan saudara kita nusantara yang memiliki kemampuan lain, untuk mencari nafkah.