PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Waisai - Puncak kegiatan pengabdian mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata - Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) ditutup dengan pelaksanaan Festival Sorai Waisai 2025 di Distrik Waisai, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, Selasa (5/8/2025).
Acara berlangsung meriah dengan tidak hanya menjadi penutup masa pengabdian, tetapi juga menjadi refleksi perjalanan 50 hari mahasiswa dalam melaksanakan berbagai program kerja bersama masyarakat.
Baca Juga:
29 Mahasiswa Universitas Gadjah Mada Siap Lakukan Pengabdian, Fokus pada Optimalisasi Ekowisata dan Potensi Maritim di Raja Ampat
Festival ini mengangkat tema “Rakyat Berdaya, Optimalkan Potensi Gerbang dari Surga Dunia”, sebagai bentuk apresiasi atas potensi masyarakat dan lingkungan Raja Ampat yang kaya nilai budaya dan sumber daya.
Festival tersebut dihadiri oleh Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam, S.IP., M.M., M.Ec.Dev., Wakil Bupati Drs. Mansur Shadan, M.Si., jajaran pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD), Kepala Distrik Kota Waisai, para lurah dari empat kelurahan lokasi pengabdian, dosen pembimbing, serta perwakilan dari berbagai institusi seperti Universitas Muhammadiyah Sorong (Unamin), Pos AL Raja Ampat, kelompok UMKM, dan ratusan masyarakat umum.
Ketua Panitia Festival Sorai Waisai, Fakhri Muhammad, dalam sambutannya menyampaikan filosofi dibalik tema yang diusung: “Kami menyadari bahwa potensi Waisai bukan sekadar cerita, melainkan kekuatan nyata. Jika dikelola dan diberdayakan dengan baik, ia akan membuka pintu masa depan yang lebih cerah,” ujar Fakhri.
Baca Juga:
Usia ke 22 Tahun Nirwana Raja Ampat, Pertarungan Wisata dan Eksploitasi Nikel
“Waisai mengajarkan kami arti pengabdian yang sesungguhnya, bukan sekadar menjalankan program kerja, melainkan tentang memberi, mendengarkan, dan membangun hubungan yang saling menguatkan satu sama lain,” tambahnya.
Dosen Pembimbing Lapangan, Dr. Djaka Marwasta, S.Si., M.Si., menekankan pentingnya kolaborasi dalam pengabdian, terutama sinergi yang dibangun antara UGM dan perguruan tinggi lokal.
“Ini adalah cita-cita kami di UGM, setiap provinsi tempat kami mengabdi, kami ingin menggandeng kampus lokal untuk bersama-sama berkontribusi. Indonesia ini terlalu luas untuk dijangkau sendiri,” ucapnya.