Papua-Barat.WahanaNews.co, Manokwari | Keluh kesah petani padi di Distrik Masni, Manokwari, Papua Barat, terkait keruhnya air bendungan Wariori yang mengalir ke lahan sawah mereka, hingga sampai saat ini belum mendapat perhatian serius dari para pihak-pihak terkait.
Keruhnya air bendungan Wariori diduga kuat diakibatkan maraknya aktivitas tambang emas ilegal di sungai Wariori, tepatnya di Kampung Wasirawi dan sekitarnya yang mengunakan alat berat seperti Ekskavator.
Baca Juga:
Akibat Tambang Emas Ilegal, Kali Wariori Banjir dan Membuat Jalan Rusak
Menurut penuturan salah satu warga yang enggan namanya ditulis, menyampaikan bahwa air bendungan yang mengalir ke areal sawah warga, secara khusus warga SP VI, VII dan VIII di Distrik Masni, adalah air dari bendungan Wariori. Namun airnya sangat keruh akibat tebalnya lumpur dan pasir halus dalam air.
"Dulu sebelum ada tambang emas disekitar kali Wariori, air ini agak bersih, artinya bisa digunakan mencuci pakaian. Tapi setelah ada tambang, kita tidak mencuci pakai air bendungan lagi, karena airnya keruh sekali. Berlumpur dan berpasir", jelasnya pada WahanaNews.co lewat sambungan seluler, Jumat (22/9).
Tampak alat-alat berat yang parkir disekitar bendungan Wariori. (Foto: Dok)
Baca Juga:
Kapolda Papua Barat Janji Tertibkan Tambang Emas Ilegal di Manokwari, DAP 7 Wilayah Adat Meyah Meminta Diberi Izin
Warga juga menyampaikan bahwa, beberapa tahun terakhir banyak petani padi yang gagal panen, diduga akibat tercemarnya air bendungan.
"Banyak padi petani yang tumbuhnya tidak subur, tidak hijau, atau macam kurang pupuk begitu. Sehingga banyak petani yang rugi dan gagal panen akibat tercemarnya air itu. Banyak lahan sawah yang sudah dialih fungsikan untuk tanaman sayur-sayuran oleh petani dan ada juga membiarkan lahannya dan terlantar", terangnya.
Dirinya juga menyampaikan bahwa banyak petani yang bingung mau mengadukan keluh kesah mereka kepada siapa, terkait persoalan yang mereka alami.