PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Manokwari - Aktivitas tambang emas ilegal di Provinsi Papua Barat sampai saat ini masih terus berlanjut. Seperti aktivitas yang ada di Kali Wariori, Distrik Sidey, Kabupaten Manokwari.
Meski sudah pernah diamankan oleh aparat penegak hukum dan juga diberi himbauan agar tidak melakukan aktivitas tambang, namun hal itu tampaknya tidak memberi efek jera bagi para penambang.
Baca Juga:
Polda Papua Barat Ungkap 2 Kasus Tindak Pidana Tambang Emas Ilegal di Manokwari dan Pegunungan Arfak
Keuntungan dari praktek tambang emas ilegal tersebut hanya dinikmati sekelompok orang saja, sedangkan dampak buruknya sangat luas.
Seperti halnya yang belum lama terjadi adalah rusaknya jembatan Kali Wariori yang diduga terjadi akibat adanya praktek tambang emas di hulu, sehingga menimbulkan luapan sungai yang tak terkendali dan menyebabkan jembatan rusak.
Selain itu adalah para petani sawah yang mengunakan air irigasi Wariori, sudah banyak yang tidak menanam padi lagi, akibat kualitas dan produksi tanaman padi mereka menurun, bahkan gagal panen, diduga karena air irigasi yang mereka gunakan sangat keruh dan mengandung zat kimia berbahaya sejak adanya aktivitas tambang emas ilegal.
Baca Juga:
Tambang Emas Ilegal di Mali Runtuh, 48 Wanita Tewas Tertimbun
Salah satu warga Sidey, yang enggan namanya ditulis menyampaikan kepada WahanaNews.co bahwa, aktivitas tambang ilegal harus segera dihentikan sebelum ada izinnya dari pemerintah.
Dirinya juga menyampaikan bahwa, minimnya pemberitaan di media, membuat praktek tambang emas di Wariori terus merajalela.
"Viral dulu, baru nanti mereka berhenti kerja. Kalau media ramai memberitakan tambang emas ilegal, nanti mereka turun dulu. Setelah sepi, mereka naik lagi. Jadi kalau bisa, kawan-kawan media bisa terus pantau dan naikkan berita biar banyak orang tau, kalau bisa sampai pusat juga tau, kalau tambang emas ilegal disini telah merugikan kami," ungkapnya, belum lama ini.