Juga mengetahui karakteristik morfologi pohon jantan dan betina, morfologi biji, perakaran dan tunas benih pala hingga Quality control hasil isolasi RNA, DNA dari pohon pala jantan dan betina.
"Jika ini berhasil tentunya sejak awal akan diketahui jenis pala Tomandin yang cenderung di tanam optimis dominan berbuah," kata Prof. Dr. Otih Rostiana dikutip Sabtu (31/5/2025).
Baca Juga:
Kunjungan BI Papua Barat, Dinas Perkebunan Berharap dapat Membantu Promosi Daerah dan Efisiensi Biaya Promosi
Sementara, Plt Kepala Dinas Perkebunan Fakfak, Widhi Asmoro Jati, ST, MT., mengatakan saat ini pihaknya sedang melakukan upaya pengembangan pala secara generatif perbanyakan benih dengan menggunakan biji dan secara vegetatif atau perbanyakan melalui sistem grafting (penyambungan) mempercepat masa tumbuh dan produksi.
Menurutnya, riset ini sangat penting karena selama ini masyarakat petani kebun Pala di Fakfak masih melakukan spekulasi dalam penanaman pala yang berpengaruh pada pola dan jarak tanam karena takut pohon yang di tanam tidak berbuah alias pala jantan.
Apalagi usia pala untuk berbuah cenderung menunggu waktu yang lama. Sekian lama pala di tanam dan menunggu berbuah ternyata banyak pohon yang tidak berbuah.
Baca Juga:
Dekranasda Provinsi Papua Barat Gelar Sosialisasi Perizinan bagi Pelaku UMKM di Kabupaten Fakfak
"Kita tahu betul, tanaman pala yang berbuah hanya pala betina sedangkan pala jantan hanya sebagai penyerbukan. Sehingga dengan hasil riset nanti, diharapkan tanaman pala dalam satu area kebun memiliki rasio efektif 1 : 8-10, dimana 10 pohon betina berbuah dan 1 jantan sebagai penyerbukan dan kebun berbuah maksimal," urai Widhi Asmoro Jati.
Sambungnya, pihaknya selalu optimis, dengan kolaborasi tersebut, kedepan Pala Tomandin memiliki indikasi benih Pala Tomandin yang berbuah dari proses pengolahan benih biji pala dan metode penyambungan (grafting) Pala Tomandin mendapatkan bibit unggul yang siap tanam dan cepat berbuah.
[Redaktur: Hotbert Purba]