"Dialog yang jujur, terbuka, dan penuh pengertian di antara kita semua adalah pondasi penting bagi terciptanya keharmonisan," pungkas Abner.
Dengan sepakat kegiatan fasilitasi dan penguatan kerukunan ini sebagai ruang bersama, dimana semua dapat menyampaikan aspirasi, merumuskan solusi, serta mempererat tali persaudaraan.
Baca Juga:
Paul Finsen Mayor Gelar Syukur Pelantikan sebagai Anggota DPD RI dan Kunker Ke Kota Sorong
Deklarasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Papua Barat Daya untuk Pilkada yang yang Rukun, Aman dan Damai di Papua Barat Daya.
Dialog yang dirancang melalui kegiatan ini hendaknya tidak hanya melibatkan tokoh agama, tetapi menjangkau seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak muda hingga tokoh adat.
"Kita ingin menciptakan ruang dialog yang inklusif, ruang dimana setiap pihak merasa diterima, dihargai, dan didengarkan. Dengan menyertakan masyarakat akar rumput, kita memberikan kesempatan kepada mereka untuk turut berkontribusi dalam menjaga ketentraman wilayah ini," urainya.
Baca Juga:
Pelantikan Pengurus Kerukunan Keluarga Maluku Utara (KKMU) Provinsi Papua Barat Daya
Kerukunan akan semakin kokoh jika ia lahir dari hati masyarakat itu sendiri, bukan sekadar dari formalitas pertemuan.
"Saya juga ingin menggarisbawahi peran penting pendidikan toleransi dan kebersamaan bagi generasi muda kita. Mari kita tanamkan pada anak-anak dan pemuda kita nilai-nilai saling menghargai dan menerima perbedaan. Jika mereka tumbuh dengan nilai-nilai ini, mereka akan menjadi agen perdamaian di masa depan, yang mampu menjaga dan melanjutkan keharmonisan yang kita perjuangkan hari ini," ucap Abner Karet membacakan sambutan Kepala Badan Kesbangpol Sellvyana Sangkek.
Ia mengajak seluruh pihak untuk turut serta memberikan edukasi tentang pentingnya saling menghormati dan bekerjasama, tidak hanya di dalam lingkungan formal tetapi juga di lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat.