PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Sorong - Pada setiap 3 Desember, dunia memperingati Hari Disabilitas Internasional (HDI), yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran tentang hak-hak penyandang disabilitas dan mendorong terciptanya masyarakat yang lebih inklusif.
Sementara itu juga pada 4 Desember, dunia merayakan Hari Noken Sedunia, sebagai bentuk penghargaan terhadap Noken, tas tradisional yang telah diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda pada 2012.
Baca Juga:
Kemenkes Perkuat Peran Jamu dalam Layanan Kesehatan Formal
Peringatan kedua hari ini tidak hanya penting dalam mendorong kesetaraan hak bagi penyandang disabilitas, tetapi juga untuk menjaga dan merayakan kearifan lokal Papua melalui pelestarian budaya Noken.
Hari Disabilitas Internasional dimulai pada tahun 1992, ketika Majelis Umum PBB mengesahkan resolusi untuk mengajak seluruh dunia memberikan perhatian khusus terhadap penyandang disabilitas.
Tujuan utama dari peringatan ini adalah untuk meningkatkan kesadaran akan tantangan yang dihadapi oleh penyandang disabilitas dan mendorong masyarakat untuk menciptakan solusi yang lebih inklusif.
Baca Juga:
Status Kaldera Jangan Sampai Dicabut dari Kawasan Otorita Danau Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat dan Pemprov Sumut Segera Penuhi Peringatan Keras UNESCO
Pada tahun 2023, tema yang diangkat adalah "Fostering Inclusion and Accessibility for All" yang menekankan pentingnya aksesibilitas dan pemberdayaan penyandang disabilitas di segala bidang kehidupan, termasuk pendidikan, pekerjaan, dan partisipasi sosial (United Nations, 2023).
Masyarakat Papua Barat Daya masih menghadapi berbagai tantangan besar terkait aksesibilitas bagi penyandang disabilitas.
Di daerah-daerah terpencil, infrastruktur yang tidak ramah disabilitas, seperti kurangnya fasilitas transportasi yang aksesibel, serta pendidikan yang tidak inklusif, menjadi kendala utama.