Noken digunakan oleh perempuan Papua untuk melakukan berbagai aktivitas, mulai dari berkebun, berdagang, hingga membawa bayi. Keunikan dari Noken adalah kemampuannya untuk membawa beban dalam jumlah banyak tanpa menyebabkan ketidaknyamanan.
Noken bukan sekadar kerajinan tangan, tetapi mencerminkan nilai-nilai kearifan lokal yang mengedepankan keberlanjutan, keberagaman, dan peran perempuan dalam masyarakat.
Baca Juga:
Kemenkes Perkuat Peran Jamu dalam Layanan Kesehatan Formal
Pembuatan Noken tidak hanya mempertahankan tradisi, tetapi juga memberdayakan perempuan Papua. Banyak perempuan yang bergantung pada Noken untuk meningkatkan perekonomian keluarga mereka.
Melalui kerajinan Noken, mereka mendapatkan pendapatan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.
Program-program pelatihan yang difasilitasi oleh pemerintah dan LSM lokal membantu para perempuan untuk mengembangkan keterampilan mereka dan memperkenalkan Noken ke pasar internasional, memperluas peluang ekonomi bagi mereka.
Baca Juga:
Status Kaldera Jangan Sampai Dicabut dari Kawasan Otorita Danau Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Desak Pemerintah Pusat dan Pemprov Sumut Segera Penuhi Peringatan Keras UNESCO
Walaupun Noken sudah banyak diproduksi secara komersial, tantangan yang dihadapi adalah bagaimana menjaga otentisitas dan nilai budaya di balik Noken.
Seiring dengan perkembangan zaman, Noken kini digunakan tidak hanya oleh masyarakat adat tetapi juga oleh wisatawan sebagai cendera mata.
Oleh karena itu, penting untuk melibatkan generasi muda dalam proses pelestarian Noken agar warisan budaya ini tetap hidup dan relevan dengan zaman, tanpa kehilangan makna tradisionalnya.