Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) 2022, lebih dari 1 juta orang di Papua dan Papua Barat (termasuk Papua Barat Daya) termasuk dalam kategori penyandang disabilitas, dengan tingkat partisipasi pendidikan dan tenaga kerja yang jauh lebih rendah dibandingkan dengan populasi lainnya (BPS, 2022).
Upaya yang telah dilakukan untuk mengatasi hal ini termasuk pembukaan sekolah inklusif, pelatihan keterampilan untuk penyandang disabilitas, dan peningkatan akses terhadap layanan kesehatan dan fasilitas umum. Namun, masih banyak tantangan yang harus diatasi untuk menciptakan peluang yang setara bagi penyandang disabilitas di Papua Barat Daya.
Baca Juga:
Pembakaran Mahkota Cenderawasih Disoroti David Dimara, Mahasiswa University Of Florida US Asal Papua
Acara diskusi tentang Hari Disabilitas Internasional (HDI), dihadiri Joni Atkana S. Sos mewakili Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Papua Barat Daya, Dr. Sellvyana Sangkek, SE. M.Si, Rabu (3/12/2024).
Hari Noken Sedunia: Kearifan Lokal dan Pemberdayaan Perempuan Papua
Noken adalah tas tradisional yang digunakan oleh masyarakat Papua untuk membawa barang, hasil pertanian, atau bahkan anak-anak. Noken dibuat dengan teknik anyaman yang diwariskan turun-temurun.
Baca Juga:
UNESCO Rekomendasikan Green Card Kaldera Toba, MARTABAT Prabowo-Gibran Apresiasi Kerja Keras Gubsu Sinergikan Seluruh Stakeholder Khususnya Pemkab se-Kawasan Danau Toba
Pada 2012, UNESCO mengakui Noken sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda, sebuah penghargaan yang mengakui nilai budaya dan keindahan kerajinan tangan dari Papua.
Noken adalah simbol kekuatan, solidaritas, dan keberagaman budaya masyarakat Papua yang telah teruji dalam perjalanan panjang sejarah.
Bagi masyarakat Papua, Noken bukan hanya alat praktis, tetapi juga simbol identitas.