PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Sorong - Pemilihan umum adalah salah satu wujud nyata demokrasi yang membawa harapan bagi masyarakat untuk memilih pemimpin yang mampu mewujudkan aspirasi mereka.
Di Provinsi Papua Barat Daya, proses demokrasi yang baru saja kita lewati menunjukkan betapa besarnya komitmen masyarakat untuk menjaga kedamaian dan persatuan di tengah dinamika politik yang sering kali mengundang perpecahan.
Baca Juga:
Pemilu Damai Bukanlah Akhir dari Perjalanan, Melainkan Awal dari Komitmen Baru untuk Membangun Papua Barat Daya
Kini, saat pemilu telah usai, langkah selanjutnya adalah mengakhiri proses ini dengan semangat damai dan rekonsiliasi, sekaligus menyambut Natal dengan hati yang penuh kasih.
Pemilu yang damai bukan sekadar keberhasilan prosedural, tetapi juga mencerminkan kedewasaan masyarakat dalam menghadapi perbedaan.
Selama masa kampanye hingga pemungutan suara, kita telah melihat semangat toleransi dan dialog di antara berbagai pihak.
Baca Juga:
Sosialisasi dan Musyawarah Adat Suku Besar Moi, Rekrutmen DPRP Papua Barat Daya Mekanisme Pengangkatan
Meski ada perbedaan pandangan politik, masyarakat Papua Barat Daya mampu menempatkan nilai-nilai kebersamaan di atas segala kepentingan pribadi atau kelompok.
Untuk itu, kita patut bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak – baik penyelenggara pemilu, aparat keamanan, maupun masyarakat – yang telah menjaga ketertiban dan suasana kondusif selama proses demokrasi berlangsung.
Namun, kita tidak boleh terlena dengan pencapaian ini. Tahapan pasca-pemilu sering kali menjadi masa yang rawan konflik, terutama jika ada pihak-pihak yang merasa tidak puas dengan hasilnya.
Oleh karena itu, sangat penting bagi kita semua untuk terus menjaga semangat damai. Kepada para pemimpin dan kandidat, baik yang terpilih maupun yang belum, mari kita berbesar hati untuk menerima hasil dengan sikap yang bijaksana.
Proses pemilu hanyalah satu langkah dalam perjalanan panjang membangun Papua Barat Daya yang sejahtera.
Di sisi lain, kita juga sedang memasuki masa Adven, sebuah waktu yang penuh makna bagi umat Kristiani dalam menyambut Natal. Natal adalah momen untuk merenungkan nilai-nilai kasih, pengampunan, dan kedamaian – nilai-nilai yang sangat relevan dengan situasi kita saat ini. Sebagai masyarakat yang kaya akan budaya dan tradisi.
"Mari kita jadikan Natal sebagai peluang untuk mempererat persaudaraan, baik di antara keluarga, tetangga, maupun komunitas yang lebih luas,"
Semangat Natal mengajarkan kita untuk saling mengampuni dan meninggalkan segala rasa dendam atau kebencian.
Ini adalah momen untuk mengesampingkan perbedaan politik dan menyatukan langkah demi kebaikan bersama.
Kepada para tokoh agama dan adat, mari kita bersama-sama memberikan teladan dengan menyerukan perdamaian dan rekonsiliasi di tengah masyarakat. Dengan begitu, damai Natal dapat dirasakan oleh semua orang, tanpa terkecuali.
Tak kalah penting, pemerintah daerah juga diharapkan untuk proaktif dalam menjaga stabilitas sosial dan memfasilitasi dialog jika terjadi perselisihan pasca-pemilu. Dengan kolaborasi yang baik antara pemerintah, masyarakat, dan berbagai pihak terkait, kita dapat memastikan bahwa Papua Barat Daya tidak hanya menjadi tempat yang damai, tetapi juga berkembang menjadi wilayah yang sejahtera dan harmonis.
Akhirnya, mari kita sambut Natal dengan hati yang tulus dan penuh syukur. Mari kita jadikan momen ini sebagai tonggak untuk melanjutkan semangat persatuan yang telah kita bangun selama pemilu.
Semoga damai Natal senantiasa menyertai kita semua, dan membawa berkah bagi Provinsi Papua Barat Daya tercinta. Damai di hati, damai untuk Papua Barat Daya, "KITORANG KUAT KARENA TORANG SATU"*.
Penulis : Dr. Sellyviana Sangkek, M.Si (Kepala Badan Kesbangpol Provinsi Papua Barat Daya)
Editor/Redaktur: Hotbert Purba