Pentingnya pendidikan politik adalah untuk mendewasakan cara pandang suatu bangsa terhadap identitas kebangsaannya.
Dari perspektif ini terlihat bahwa pendidikan politik harus bisa membuat satu bangsa menjadi cerdas – sehingga mampu mengelola sumberdaya alam dan membangun infrastruktur dan suprastruktur kebangsaan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan tehnologi yang semakin hari semakin berkembang.
Baca Juga:
Saksikan Pengangkatan Duta Pancasila Paskibra Indonesia Kota Bekasi Periode 2025–2028, Ini Pesan Tri Adhianto
Pembangunan itu sendiri dalam prosesnya mulai dari input – konversi – outputnya, sejatinya dilakukan oleh dan untuk manusia.
Dalam sejarah peradaban dunia dari zaman batu sampai zaman Romawi kuno dan abad modern saat ini, bahwa hanya orang cerdas dan para pemikir (Filosof: manusia yang bercita-cita) yang bisa maju dan merubah peradaban suatu bangsa atau dunia yaitu melalui berbagai inovasinya.
Dari perspektif tersebut berarti untuk mengembangkan kemajuan peradaban bangsa serta menjaga jatidiri suatu bangsa dan kedaulatan negara, diperlukan pendidikan politik sebagai alat ukur dalam mencerdaskan bangsa.
Baca Juga:
Wamenag Romo Syafi’i Tegaskan Indonesia Cerah di Era Prabowo-Gibran
Itulah sebabnya sejak dini diperlukan pembangunan manusia Indonesia yang utuh dan berkelanjutan, secara formal pendidikan mulai Taman Kanak-kanak sampai Perguruan Tinggi dan non formal dari lingkungan keluarga dan masyarakat melalui menumbuhkan kesadaran kognetif (Mengerti Nilai), afektif (Memaknai nilai) dan konatif (Menjalankan Nilai dalam Berperilaku), sebab satu negara yang maju dan demokratis tercermin dari kemajuan kapasitas intelektual (kecerdasan) bangsanya.
Permasalahannya adalah "Bagaimana mendidik warga bangsa menjadi cerdas secara berkesinambungan” sehingga memberikan manfaat besar dalam mengelola sumberdaya alam dan menumbuhkan kehidupan masyarakat yang demokratis sesuai jatidiri ?
Dari sinilah kita mencari thesis pendidikan politik sebagai alat ukur mencerdaskan bangsa (manusia Indonesia).