WahanaNews-Papua Barat | Pastor Izaak Bame dikejutkan kedatangan pihak keluarga besar Yanuawarius Sewa (YS) diantaranya inisial FF, bertempat di Gereja Katolik St. Yohanes Pembaptis Klasaman Kota Sorong Jumat (21/10) pukul 17.45 WIT.
"FF datang bertemu saya sebagai Pastor yang juga ikut bergabung dalam tim koalisi "Kemanusiaan Maybrat" sejak kejadian Kisor 2 September 2021, kejadian itu telah menyebabkan empat (4) orang anggota TNI tewas dan terjadi pengungsian warga masyarakat dari lima Distrik wilayah Kabupaten Maybrat," terang Izaak Bame dalam keterangan tertulis, Jumat (28/10).
Baca Juga:
Rayakan Kemerdekaan RI di Pedalaman Papua
Menurut FF, setelah satu tahun satu bulan kejadian itu, aparat keamanan TNI-POLRI kembali melakukan penangkapan terhadap rakyat di Distrik Aifat Selatan kurang lebih 16 orang atau lebih, dimintai keterangan.
Setelahnya kemudian dipulangkan, namun sangat disayangkan pihak TNI dan Polda Papua Barat menangkap Yanuarius Sewa dengan alasan yang bersangkutan sebagai DPO atas kejadian Kisor 2 September 2021 lalu.
"Kesaksian pihak keluarga, Yanuarius Sewa bukanlah pelaku yang sebenarnya. Keluarga membantah pernyataan Kapolda Papua Barat dengan dua alasan. Pertama, Pada 2 September 2021, saat kejadian Kisor 2 September 2021, yang bersangkutan tidak ikut bersama ke TKP, yang bersangkutan bersama keluarga berada di kampung halamannya yaitu Aisa Distrik Aifat Timur Kabupaten Maybrat," papar Pastor Izaak Bame.
Baca Juga:
Umat Katolik di Papua Rindu Punya Dirjen Bimas Katolik Definitif, Begini Isi Surat Pastor Izaak Bame
Kedua, apabila Yanuarius Sewa terlibat maka yang bersangkutan pasti berada di tempat pertahanan TPN OPM wilayah Sorong Raya entah apa pun keadaannya, tidak mungkin ia tinggal di kampung Kisor atau kampung sekitarnya.
Dengan dua alasan tersebut maka pihak keluarga minta Kapolda Papua Barat melepaskan dan memulangkan YS tanpa syarat.
Keluarga juga berharap pihak keamanan TNI-POLRI supaya berhenti menggunakan cara-cara yang tidak profesional untuk menangkap masyarakat.