WahanaNews-Papua Barat | Ketahanan dan kemandirian energi menjadi sasaran target yang perlu dicapai oleh suatu negara agar bisa mampu mewujudkan rencana jangka panjang bagi seluruh negara berdaulat, hal tersebut termasuk Indonesia.
Kebutuhan energi yang menggerakan perekonomian masyarakat Indonesia, juga masih ditopang sumbernya dari minyak bumi.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Siap Layani Energi Mitra Global
Seiring dengan target pemerintah, SKK Migas melalui Rencana Strategis (Renstra) Indonesia Oil & Gas (IOG) 4.0 terus menjalankan rencana aksi, hingga tahun 2030 untuk mewujudkan ketahanan energi untuk Indonesia.
SKK Migas bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) yang beroperasi di Papua Barat, terus melakukan upaya merealisasikan program yang langsung berkontribusi terhadap produksi migas nasional di tahun 2022.
Salah satu kegiatan utama industri hulu migas untuk menghasilkan produksi adalah dengan melakukan pengeboran sumur, baik eksplorasi maupun eksploitasi. Sebanyak 790 sumur eksploitasi akan dibor hingga akhir tahun 2022 di seluruh Indonesia, termasuk di wilayah operasional Papua Barat.
Baca Juga:
SKK Migas Kalsul dan KKKS Kunjungi Kemenhub RI Pastikan Kelancaran Hulu Migas
Pertamina EP (PEP) yang merupakan salah satu KKKS hulu migas, juga dibebankan target untuk mendukung peningkatan produksi nasional oleh SKK Migas. Wilayah kerja Pertamina EP yang tersebar diseluruh Indonesia, juga mempunyai target untuk melakukan 4 pengeboran di wilayah Papua Barat selama tahun 2022. Lebih dikenal sebagai “PEP Papua Field”, yang berada di Kabupaten Sorong, mempunyai beberapa potensi untuk dapat meningkatkan produksi, tidak hanya dari kegiatan pengeboran eksploitasi maupun eksplorasi.
PEP Papua Field, yang masuk dalam pembagian Subholding Hulu Migas Pertamina, berada pada PEP Zona 14, Sejak tanggal 8 April 2022 telah memulai rangkaian kegiatan kampanye pengeboran sebagai tindaklanjut Renstra IOG 4.0.
PEP Papua Field telah berhasil menambahkan produksi minyak bumi dari target reservoir yang memiliki kedalaman lebih dari 1,6 Km di bawah permukaan bumi, yang dihasilkan dari pengeboran Sumur Salawati A9X yang berlokasi di Distrik Salawati Tengah, Kabupaten Sorong.