Pesparani tidak hanya sebagai ajang lomba paduan suara saja melainkan gelaran seni religi Katolik yang dapat mendatangkan kedamaian dan sukacita serta kegembiraan dalam persaudaraan.
"Sebagai umat beragama kita tidak terlepas dari status sebagai bagian masyarakat di Papua terdapat banyak suku dan budaya serta macam-macam perbedaan baik itu suku, ras maupun agama namun kita tetap bersaudara. Kedamaian dan kondusivitas masyarakat harus tetap kita jaga sebagai modal dasar membangun Papua Tanah Damai," ujar Lewi Ibore.
Baca Juga:
Puncak Pesparani, Pemkab Pakpak Bharat Serahkan Bantuan Hibah
Pastor Lewi Ibori menghimbau kepada semua agar terus menjaga dan memelihara harmoni kehidupan .
“Sekali lagi kami berharap pelaksanaan Pesparani tidak sekedar menjadi ajang perlombaan semata namun sebagai upaya pembinaan mental, spiritual dan moral Katolik. Sebagai wujud keimanan umat memupuk tali persaudaraan, dan kebersamaan serta kesatuan umat Katolik terutama di 37 Keuskupan Indonesia dan 38 Provinsi se-Indonesia," pungkasnya.
“Kami juga berharap melalui pesparani ini, umat Katolik di Paroki dan Pra-Paroki Keuskupan Manokwari Sorong (KMS) dapat mengembangkan kreativitas seni budaya yang hidup dalam tata ibadah Katolik sekaligus meningkatkan mutu paduan suara, pertukaran pengetahuan dan pengalaman antar peserta kontingen pesparani se Indonesia,” demikian Vikjend KMS Pastor Lewi Ibore.
Baca Juga:
Provinsi Maluku Juara Umum Pesparani III
Ketua Umum LPK3D Kota Sorong, Anneke L Makatuuk-Sompie dalam sambutan mengatakan Pesparani adalah momen pertemuan terbesar umat Katolik di Indonesia.
Pada tahun 2018 kegiatan ini dilaksanakan di Kota Ambon. Kemudian pada tahun 2022, kegiatan ini diselenggarakan di Kupang, NTTdan tahun 2023 diselenggarakan di DKI Jakarta.
lebih lanjut ia mengatakan tujuan dari Pesparani adalah pembinaan dan pengembangan iman serta karakter yang religius.