Wahananews-Papua Barat | Badai yang menerpa institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri) sepertinya hingga kini belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.
Pasca terungkapnya kasus pembunuhan yang melibatkan Ferdy Sambo seorang mantan jenderal bintang dua dan menyeret puluhan polisi lainnya, serta kasus narkoba yang kini menjerat mantan Kapolda Sumbar Irjen Teddy Minahasa, Polri yang kini dalam kondisi ‘babak belur’ masih harus terus menghadapi berbagai serangan.
Baca Juga:
Perang Melawan Narkoba: Polda Sumut Ungkap 32 Kasus dan Sita 201 Kg Sabu, 272 Kg Ganja serta 40.000 butir Ekstasi
Ironisnya, tidak sebatas dari eksternal, serangan itu juga sangat masif dari internal.
Tak ubahnya menjadi sebuah aksi balas dendam antar para pejabat Polri yang belum ikhlas terhadap sanksi perbuatan pidana yang mereka lakukan.
Lewat pengaruh mereka yang masih kuat di Polri, berbagai serangan terus dilancarkan, termasuk lewat berbagai fitnah asal terlampiaskan membuka kepada rakyat bahwa semua petinggi Polri memiliki dosa.
Baca Juga:
Curah Hujan Tinggi Picu Banjir di Tapteng, Ratusan Rumah Terendam
Teranyar adalah kasus testimoni tudingan adanya praktik suap dibalik bisnis tambang ilegal yang dilakukan mantan bintara polisi Ismail Bolong.
Belakangan Ismail justru mengklarifikasi pernyataannya dan mengungkapkan bahwa testimoni itu fitnah.
Parahnya, ia mengaku terpaksa melakukan kebohongan itu karena ditekan Hendra Kurniawan, mantan Karo Paminal Polri berpangkat Brigadir Jenderal yang baru dipecat tidak dengan hormat terkait kasus Obstruction of Justice pembunuhan Brigadir Yosua Tampubolon dikediaman Ferdy Sambo.