PAPUA-BARAT.WAHANANEWS,CO, Teluk Bintuni – Dunia pendidikan Papua Barat kembali mencatatkan prestasi membanggakan.
Dua siswa dari Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fakfak berhasil lolos ke babak Final Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025, ajang kompetisi ilmiah berskala nasional yang memperkenalkan ilmu genomik kepada siswa SD, SMP, dan SMA secara inklusif dan aplikatif.
Baca Juga:
ALPERKLINAS Apresiasi Dukungan SKK Migas Terkait Pasokan LNG untuk Pembangkit Listrik PLN
Genomik adalah cabang ilmu biologi yang mempelajari seluruh genom suatu organisme, yaitu keseluruhan informasi genetik yang terkandung dalam DNA.
Kedua finalis tersebut adalah:
1. Berheta Simuna, siswi kelas XII dari SMA Negeri Saengga, Kabupaten Teluk Bintuni.
Baca Juga:
SKK Migas Ungkap Perusahaan Raksasa Migas Shell Mau Masuk Lagi ke RI
2. Varrent Vemaria Val Rooey, siswi kelas VI dari SD Inpres Kokas, Kabupaten Fakfak.
Keduanya akan mewakili masing-masing kabupaten dalam babak final yang akan dilaksanakan pada tanggal 22–24 Agustus 2025 di Jakarta.
Final ini akan menguji pengetahuan dan keterampilan peserta melalui rangkaian ujian teori, analisis, dan eksperimen langsung yang menuntut ketelitian, logika, dan kreativitas.
Keberhasilan ini menjadi puncak perjalanan panjang sejak tahap penyisihan, yang diikuti oleh 4.659 siswa dari seluruh Indonesia.
Di Teluk Bintuni dan Fakfak, tercatat 89 siswa mendaftar, dan 10 siswa berhasil menembus babak semifinal. Mereka berasal dari berbagai sekolah seperti SD YPK Serito, SD Negeri Taroi, SD Negeri Arguni, SD Inpres Kokas, SMP YPK Tanah Merah, dan SMA Negeri Saengga.
Proses dari penyisihan hingga semifinal diwarnai dengan pendampingan intensif dari fasilitator Indonesia Mengajar yang bekerja sama erat dengan guru-guru sekolah. Pembinaan mencakup materi biologi dasar, pewarisan sifat, bioteknologi, dan bioinformatika hingga simulasi eksperimen virtual.
Dua siswa dari Kabupaten Teluk Bintuni dan Kabupaten Fakfak berhasil lolos ke babak Final Olimpiade Genomik Indonesia (OGI) 2025
Semua ini terlaksana berkat dukungan penuh dari bp Indonesia yang konsisten berkomitmen pada peningkatan mutu pendidikan di wilayah Teluk Bintuni dan Fakfak.
Berheta Simuna belajar dalam rangka Olimpiade Genomik Indonesia 2025 Bagi Varrent, pencapaian ini menjadi momen yang membahagiakan sekaligus penuh rasa syukur.
“Perasaanku sangat bahagia karena bisa membanggakan orang tuaku. Sekarang aku sedang mempersiapkan diri dengan belajar lebih keras, lebih giat, dan menjaga kesehatan. Aku berterima kasih kepada para guru, dan terutama kepada bp dan juga Indonesia Mengajar yang telah memberikanku kesempatan untuk mengikuti Olimpiade Genomik Indonesia. Sampai bertemu di Jakarta!” ungkapnya dengan penuh semangat.
Sementara itu, Berheta menuturkan perasaan haru saat pertama kali mengetahui dirinya lolos ke final. “Ngga sangka pas tahu lolos, rasanya terharu, bahagia. Terus saya pulang kasih kabar ke orang tua, mereka kaget. Buat Indonesia Mengajar saya mengucapkan terima kasih karena sudah mengutus ka Dei buat mendampingi saya dari awal, dan buat bp terima kasih yang sudah memfasilitasi saya sehingga bisa berangkat dari Papua Barat ke Jakarta.”
Dukungan terhadap bidang pendidikan di Teluk Bintuni dan Fakfak yang diberikan oleh bp untuk masyarakat di sekitar Tangguh LNG telah mendukung para pelajar untuk mencatatkan banyak prestasi lain, yaitu di antaranya: 29 pelajar Teluk Bintuni telah mengikuti program AFS STEM Innovator; dua guru dari Tomu dan Bintuni terpilih mengikuti AFS Youth Assembly di New York, Amerika Serikat; dan lebih dari 1.400 pelajar dan mahasiswa asal Papua telah memperoleh beasiswa pendidikan dari Tangguh.
Pembimbingan dalam persiapan untuk Olimpiade Genomik Indonesia 2025
Di samping itu, Tangguh LNG mendukung pengembangan sejumlah sekolah percontohan di Teluk Bintuni dan Fakfak, dan menyediakan honorarium bulanan bagi 32 guru kontrak di kampungkampung sekitar wilayah operasinya.
OGI bukan sekadar kompetisi, tetapi sebuah gerakan pendidikan yang mendekatkan sains masa depan kepada anak-anak Indonesia dari berbagai latar belakang. Prestasi dua finalis dari Papua Barat ini menjadi bukti bahwa potensi besar bisa lahir dari mana saja, selama ada ruang, dukungan, dan kesempatan yang setara.
Semoga langkah Berheta dan Varrent di Jakarta nanti menginspirasi lebih banyak pelajar Papua untuk berani bermimpi dan berprestasi di kancah nasional maupun global.
Berheta Simuna, siswi kelas XII dari SMA Negeri Saengga, Kabupaten Teluk Bintuni.
Diketahui bp merupakan operator Tangguh LNG, bertindak mewakili para mitra kontrak kerja sama
Tangguh. Tangguh LNG merupakan produsen gas terbesar di Indonesia, yang menyumbangkan sebanyak 35% dari produksi gas nasional.
Sejak tahun 2005, Tangguh telah berinvestasi lebih dari US$80 juta dalam program pengembangan masyarakat, yang mendukung penghidupan berkelanjutan bagi lebih dari 20.000 orang di 10 distrik di sekitar Tangguh LNG. Mulai dari program kesehatan dan pendidikan hingga program peningkatan mata pencaharian dan kewirausahaan bagi masyarakat asli, serta program keberlanjutan lingkungan dan keanekaragaman hayati, bp meyakini pentingnya menjadi tetangga yang bertanggung jawab bagi komunitas di tempatnya beroperasi.
[Redaktur: Sandy]