Selain urusan kabinet, Darmizal juga meyakini, semakin hari sampai menjelang pelantikan Presiden terpilih pada 20 Oktober 2024 para penyinyir dipastikan semakin meningkatkan intesitas gangguannya untuk membuat propaganda dan adu domba dengan berbagai cara.
"Mereka pasti menggerakkan para buzzer dan mata-mata pencari aib untuk dimunculkan sebagai berita propaganda guna membunuh karakter bahkan melakukan fitnah atau hoaks yang tidak bermutu," ungkapnya.
Baca Juga:
Golkar Beberkan Pesan Politik Prabowo, SBY dan Jokowi yang Sering Kelihatan Bersama
Ia menerangkan, target penyinyir Prabowo Gibran untuk melakukan upaya terjadinya kekacauan politik dan pecah kongsinya Prabowo Gibran pasti gagal. Karena begitu kuatnya kohesi sosial dan emosional antara Presiden terpilih Prabowo Subianto dengan Presiden Joko Widodo, dan dengan Wapres terpilih Gibran Rakabuming Raka.
"Dengan dibetuknya zaken kabinet, maka menjadi pembuktian gagalnya para penyinyir dengan misinya dan keberlanjutan pembangunan menjadi berkepastian. Karena komposisi pembantu Presiden lebih banyak dari kalangan profesional tanpa meninggalkan utusan partai koalisi. Ini akan lebih bagus nantinya," pungkas Darmizal.
[Redaktur: Hotbert Purba]