PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Kota Sorong - Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) adalah salah satu lembaga yang di bentuk oleh pemerintah sebagai wadah aspirasi masyarakat dan sebagai penyelenggara sosialisasi kebijakan terkait pembauran kebangsaan.
Selain itu FPK juga berperan penting untuk memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan terkait persatuan nasional.
Baca Juga:
Dr. Sellvyana Sangkek: Kepemimpinan Perempuan Menuju Indonesia Gemilang
Hal ini tercermin dari pernyataan para tokoh dan beberapa kepala suku di Provinsi Papua Barat Daya, usai mengikuti pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Papua Barat Daya di Kota Sorong.
Para kepala suku apresiasi Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya melalui Badan Kesbangpol Provinsi Papua Barat Daya, menyambut positif pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Papua Barat Daya.
"Kami sangat apresiasi ibu kepala Badan Kesbangpol Provinsi Papua Barat Daya, Dr. Sellvyana Sangkek, SE. M.Si., yang telah menginisiasi pembentukan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) sebagai wadah pemersatu dalam pembauran kebangsaan," kata Ketua Umum Badan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Suku Tehit (Binasket) Adrianus Maga usai kegiatan Pembentukan FPK di Hotel Vega, Kota Sorong, Sabtu (21/12/024)
Baca Juga:
Kepala Badan Kesbangpol Hadiri Acara Pelantikan Pengurus Kerukunan Pemuda Sulawesi Utara (KPSU) Papua Barat Daya
Ketua Umum Binasket, Adrianus Maga menjelaskan tugas pokok dan fungsi pentingnya peran FPK nanti dalam membina dan memelihara persatuan serta kesatuan bangsa.
Pandangannya, FPK merupakan jembatan yang menghubungkan masyarakat dari berbagai latar belakang suku, ras, dan etnis melalui dialog dan interaksi sosial.
“FPK memiliki tugas pokok yang sangat penting dalam menjaga keberagaman bangsa Indonesia. Salah satunya adalah menjaring aspirasi masyarakat terkait isu-isu pembauran kebangsaan dan menyelenggarakan forum dialog dengan tokoh adat, suku, dan masyarakat luas,” ujar Adrianus Maga.
Lanjutnya, FPK memberikan rekomendasi kepada pemerintah daerah sebagai bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan terkait persatuan.
Kepala Adat Suku Besar Moi Pdt. Paulus Safisa menyatakan memberikan dukungan kepada Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya, secara khusus Badan Kesbangpol. kata dia, pembentukan FPK merupakan bagian sangat penting, sebagai wadah pemersatu antar lintas suku di Papua Barat Daya.
Sementara, Ketua Kerukunan Masyarakat Batak Kota Sorong, Dr Tagor Manurung menyatakan dukungan penuh terbentuknya Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Papua Barat Daya, FPK sangat penting dibentuk.
Harapan kedepan, kita harus senantiasa menjaga keamanan dan ketertiban bersama dengan kehidupan yang harmonis dan tidak terjadi gesekan yang dapat menimbulkan pertikaian.
Lanjut Tagor, melalui kehidupan yang harmonis dengan pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai pancasila dan kebhinekaan, serta kebersamaan demi nilai kebangsaan yang harus dijaga bersama.
Hal senada disampaikan Simson Su kepala biro Hak Adat Suku Besar Moi mengatakan mendukung pembauran kebangsaan. Daalm FPK nanti agar masyarakat dari berbagai suku, ras, dan etnis dapat berinteraksi dengan baik dala wadah tersebut, baik suku asli papua dengan saudara suku lain di Provinsi Papua Barat Daya.
Ia berharap setelah terbentuk FPK, dapat menangani konflik suku atau marga-marga untuk kedamaian dan persatuan dalam pembauran kebangsaan.
Sekretaris Umum Perkumpulan Keluarga Besar Maluku, mengatakan FPK menjadi ruang untuk komunikasi dan kerja sama antar suku yang bertujuan untuk menumbuhkan rasa persaudaraan dan persatuan yang di kemas melalui interaksi sosial dengan keharmonisan.Pembauran kebangsaan tidak hanya tentang saling menghormati, tetapi juga tentang merawat harmoni melalui interaksi sosial yang positif.
Ketua Umum Badan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga Suku Tehit (Binasket) Adrianus Maga menambahkan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) menjadi payung untuk pembauran kebangsaan.
"Mempertahankan persatuan dalam konteks NKRI dan Indonesia itu harus kita jaga," demikian Adrianus Maga.
[Redaktur: Amanda Zebahor]