Adapun demikian, Fachri mengatakan bahwasanya untuk suksesnya program tentu tidak terlepas dari dorongan dan dukungan penuh dari semua pihak. Baik pihaknya sebgai Project Manager TEKAD tetapi juga Pemkab Raja Ampat.
"Nah, ini menjadi PR kita bersama termasuk pemkab. Bagaimana menyiapkan bahan baku sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain yang disediakan oleh alam, juga nanti kita kembangkan budidaya sehingga bisa memenuhi permintaan pasar," sambungnya.
Baca Juga:
Dewan Adat Sub Suku Usba Terbitkan Buku Rekonstruksi Sejarah Sub Suku Usba di Raja Ampat
Olehnya, Fachri berharap kedepan program tersebut juga didukung oleh Dana Desa. Apalagi kata Fachri, didalam Dana Desa terdapat Mandatori Negara bahwa setidaknya ada 20% yang difokuskan untuk ketahanan pangan.
Apalagi diketahui bersama bahwa kehadiran TEKAD merupakan stimulan sehingga perlu ada dukungan penuh dari pemerintah tingkat kampung dan tingkat kabupaten.
"TEKAD hanya stimulan, jadi harapan ini bisa di kembangkan oleh warga lokal termasuk dukungan dari Pemerintah Daerah. Saya sampaikan kepada kepala kampung Warimak, kampung setiap tahunnya menerima Dana Desa, dan didalam Dana Desa ada mandatori negara minimal 20% untuk ketahanan pangan. Nah dari 20% ketahanan pangan itu mestinya peningkatan dari kesuksesan TEKAD," demikian Fachri.
Baca Juga:
Jadi Korban Penganiayaan Terkait Izin Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ronisel Mambrasar Minta Atensi Pemda Terhadap Hak Adat Masyarakat di Kampung Manyaifun
TEKAD ini sifatnya Demplod, hanya percontohan. Kalau itu sukses, mestinya Dana Desa masuk untuk mengembangkan atau memberi perluasan terhadap usaha-usaha masyarakat yang sudah berkembang.
"Nah, Kepala kampungnya berjanji tahun depan akan dimasukkan untuk dibiayai oleh Dana Desa, gitu," Fachri mengakhiri.
[Redaktur: Hotbert Purba]