Papua-Barat.WahanaNews.co, Raja Ampat - Direktur Pengembangan Produk Unggulan Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD), M. Fachri berkunjung dan meninjau langsung sekaligus melakukan bimbingan teknis terhadap kelompok usaha budidaya kepiting di Kampung Warimak, Distrik Tiplol, Kabupaten Raja Ampat, Rabu 10 Juli 2024.
Salah satu dari 19 kampung yang menjadi locus program TEKAD di Raja Ampat, Kampung Warimak memiliki program unggulan yakni Budidaya Kepiting yang sudah di promosikan keluar kota dalam bentuk kemasan kepiting asap.
Baca Juga:
Dewan Adat Sub Suku Usba Terbitkan Buku Rekonstruksi Sejarah Sub Suku Usba di Raja Ampat
"Kampung Warimak itu boleh berada di ujung dunia tapi produknya harus mendunia salah satunya melalui kepiting asap dan ini akan membuka mata dunia bahwa masyarakat di Kampung Warimak, produknya bisa dinikmati oleh semua orang," ungkap Fahri kepada Papua-Barat.WahanaNews.co di Raja Ampat.
Direktur Pengembangan Produk Unggulan sekaligus sebagai Project Manager TEKAD, Fachri mengatakan kehadiran TEKAD merupakan wujud dari peningkatan kapasitas dan pendapatan masyarakat dari sumber daya alam yang dimiliki seperti Kampung Warimak.
"Jadi TEKAD ini kan Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu, tujuannya adalah bagaimana meningkatkan kapasitas ekonomi di kampung, sekaligus meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga program ini memang terjun langsung ke masyarakat. Targetnya apa? mengurangi angka kemiskinan, kemudian meningkatkan kampung yang dulunya tertinggal menjadi berkembang atau maju," ujarnya.
Baca Juga:
Jadi Korban Penganiayaan Terkait Izin Perusahaan Tambang di Raja Ampat, Ronisel Mambrasar Minta Atensi Pemda Terhadap Hak Adat Masyarakat di Kampung Manyaifun
Fachri mengatakan, dari Program Budidaya Kepiting yang kemudian dipasarkan melalui kepiting asap tersebut telah mengikuti Ubud Food Festival di Bali pada bulan Mei 2024 lalu.
Lanjut kata Fachri, dari 1.100 Desa yang menjadi locus TEKAD di Indonesia, hanya Warimak yang mengikuti festival tersebut. Dalam mengikuti Ubud Fod Festival, kepiting asap dari Kampung Warimak menjadi produk yang lebih banyak disukai pengunjung.
"Hanya warimak ini yang pernah mengikuti festival dari dari 1.100 desa yang menjadi locus tekad di Indonesia. Jadi kepiting Warimak itu diasapkan dan di pamerkan disana dan selalu menjadi favorit dari seluruh pengunjung. Bahkan saking penuhnya Stand Warimak, orang pesan hari ini agar bisa kebagian kepiting pada besoknya saat pameran," ucapnya.
Adapun demikian, Fachri mengatakan bahwasanya untuk suksesnya program tentu tidak terlepas dari dorongan dan dukungan penuh dari semua pihak. Baik pihaknya sebgai Project Manager TEKAD tetapi juga Pemkab Raja Ampat.
"Nah, ini menjadi PR kita bersama termasuk pemkab. Bagaimana menyiapkan bahan baku sesuai dengan kebutuhan pasar. Selain yang disediakan oleh alam, juga nanti kita kembangkan budidaya sehingga bisa memenuhi permintaan pasar," sambungnya.
Olehnya, Fachri berharap kedepan program tersebut juga didukung oleh Dana Desa. Apalagi kata Fachri, didalam Dana Desa terdapat Mandatori Negara bahwa setidaknya ada 20% yang difokuskan untuk ketahanan pangan.
Apalagi diketahui bersama bahwa kehadiran TEKAD merupakan stimulan sehingga perlu ada dukungan penuh dari pemerintah tingkat kampung dan tingkat kabupaten.
"TEKAD hanya stimulan, jadi harapan ini bisa di kembangkan oleh warga lokal termasuk dukungan dari Pemerintah Daerah. Saya sampaikan kepada kepala kampung Warimak, kampung setiap tahunnya menerima Dana Desa, dan didalam Dana Desa ada mandatori negara minimal 20% untuk ketahanan pangan. Nah dari 20% ketahanan pangan itu mestinya peningkatan dari kesuksesan TEKAD," demikian Fachri.
TEKAD ini sifatnya Demplod, hanya percontohan. Kalau itu sukses, mestinya Dana Desa masuk untuk mengembangkan atau memberi perluasan terhadap usaha-usaha masyarakat yang sudah berkembang.
"Nah, Kepala kampungnya berjanji tahun depan akan dimasukkan untuk dibiayai oleh Dana Desa, gitu," Fachri mengakhiri.
[Redaktur: Hotbert Purba]