Bupati Fakfak Untung Tamsil mengatakan sampah plastik sangat memberikan dampak buruk dan menurunkan nilai estetika keindahan Fakfak, khususnya di sepanjang jalan Salasa Namudat sebagai pusat kota Fakfak.
“Jika kita tidak bergerak secepatnya untuk mencegah dampak sampah plastik ini, maka nantinya sampah-sampah ini juga dapat berpengaruh pada kawasan konservasi, baik yang ada di laut (Taman Pesisir Teluk Nusalasi dan Teluk Berau) maupun daratan (Hutan lindung, suaka margastwa dan lainnya). Kemungkinan itu harus dicegah karena kawasan konservasi ini sebagai asset kita di Fakfak, selain sebagai potensi wisata, namun juga sebagai sumber plasma nutfa untuk berbagai spesies termasuk yang endemik dan terancam,” tuturnya.
Baca Juga:
Korem 182/JO Gelar Upacara Bulanan dan Bacakan Amanat Panglima TNI
Kabupaten Fakfak mendukung Papua Barat sebagai Provinsi Konservasi dan menjabarkan amanat PERDASUS pasal 59 ayat (2) huruf f dengan menerbitkan PerBup Nomor 72 Tahun 2022 tentang Kebijakan dan Strategi Daerah dalam Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis.
Dengan menjalankan amanat PERDASUS dan PerBup akan mempercepat tercapainya visi ‘Fakfak Tersenyum’ sekaligus menyasar misi Fakfak Berkelanjutan dan Fakfak Berwisata.
“Target-target itu dapat terealisasi dengan kolaborasi dari semua pihak yang ada di Fakfak. Mari kita wujudkan bumi tanpa plastik dimulai dari Kabupaten Fakfak yang bersih,” kata Untung.
Baca Juga:
Ketua Kelompok Khusus DPR Kabupaten Fakfak Apresiasi Masyarakat Adat
Sampah yang telah dikumpulkan dan dipilah berdasarkan kategori. (Foto: Dok. KI)
Halik, Koordinator GEN-K, yang juga mengikuti aksi clean-up jelang Hari Bumi, menjelaskan tercetusnya gerakan ini berawal dari keresahan segelintir anak muda di Fakfak yang berasal dari berbagai kelompok, kala melihat banyaknya sampah yang berserakan di jalan baru terutama saat hujan turun.
Menurut dia, saluran air di jalan sering terlihat seperti ladang sampah karena tumpahan selokan-selokan di Kota Fakfak.