Peristiwa penyiksaan terhadap Orang Asli Papua (OAP) membuka mata hati dunia. “Baru pertama kali Uskup Agung Jakarta membuka mulut, berbicara tentang penderitaan rakyat Papua,” ucap RD Izaak Bame.
RD Izaak Bame mengajak seluruh umat Katolik untuk menjaga perdamaian, persatuan dan kesatuan walaupun saudaranya OAP disiksa di wilayah Puncak Provinsi Papua Tengah dengan tidak wajar.
Baca Juga:
Gubernur Kalteng Ajak Pengurus Pemuda Katolik Berkarya dan Bangun Masyarakat Makmur
"Semoga Sabda Tuhan yang kita renungkan melalui bacaan Injil hari ini (Mat. 11:1-10) mengisahkan Yesus yang diarak sebagai raja namun bukan Raja yang mengumbar kuasa tetapi Raja Damai yang melayani dengan rendah hati membawa perubahan dan kedamaian di Tanah Papua," ujarnya.
Ia juga menerangkan, ada dua simbol yang dipakai dalam peristiwa ini yakni daum palm dan keledai. Daun Palma merupakan simbol kemenangan, kehidupan, kejayaan dan kegembiraan. Daun Palm kemudian dipasang di salib sebagai tanda kemenangan Kristus Raja yang jaya dengan pengorbanan Salib-Nya.
Usai membagi-bagi daun Palm, ribuan umat Katolik berarak-arak memasuki Gereja untuk melanjutkan perayaan Sabda dan Ekaristi.
Baca Juga:
Paus Fransiskus Kabulkan Permintaan Mgr. Paskalis Bruno Syukur Tidak Diangkat jadi Kardinal
Sebagian besar umat menempati tempat-tempat duduk di luar karena gedung Gereja tidak mampu lagi menampung ribuan umat Katolik yang merayakan Misa Kudus Minggu Palm.
[Redaktur: Hotbert Purba]