PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Jakarta - Ketua umum Relawan Jokowi (RéJO), HM Darmizal MS, angkat bicara menanggapi tudingan politisi PDIP Deddy Yevri Sitorus tentang dugaan campur tangan Jokowi dalam internal partai banteng.
Dalam pernyataan resminya kepada wartawan, Sabtu (15/3/2025), Darmizal menegaskan bahwa tuduhan tersebut sama sekali tidak berdasar.
Baca Juga:
Tunggu Arahan Ketum PDI Perjuangan, Bupati Tapteng Siap Ikuti Retret di Magelang
"Saya melihat ada kepanikan, sehingga apa yang disampaikan oleh politisi PDIP tersebut hanya seperti karangan bebas tanpa bukti konkret. Ini adalah upaya untuk merusak nama baik Pak Jokowi yang selama ini dikenal sebagai sosok yang selalu menjaga kehangatan komunikasi dan menjunjung tinggi etika politik," ujar Darmizal.
Menanggapi klaim adanya utusan yang meminta agar pemecatan Jokowi dari PDIP dibatalkan dan mendesak pencopotan Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP, Darmizal menyatakan bahwa tuduhan tersebut sangat tidak masuk akal dan cenderung mencari sensasi.
"Jika memang jantan dan punya integritas, silakan tunjukkan buktinya di depan publik. Jangan hanya menuduh tanpa dasar. Kalau tidak bisa membuktikan, maka bisa saja pak Jokowi menjadi pihak yang dirugikan dan tentu ada konsekuensi yang harus dipertanggungjawabkan," tegas Darmizal dengan nada diplomatik namun tegas.
Baca Juga:
Jokowi Soal Tuduhan Keluarganya Terlibat Kasus Hukum: Jika Ada Bukti, Silakan Periksa
Darmizal mengingatkan bahwa PDIP seharusnya bersyukur telah menjadi partai besar berkat kehadiran sosok Jokowi selama kurang lebih 15 tahun di partai berlambang banteng tersebut.
"PDIP mestinya berterima kasih dan bersyukur. PDIP menjadi besar dan memperoleh kepercayaan rakyat karena hadirnya sosok Jokowi di partai itu selama hampir 15 tahun. Kami melihat ada upaya sistematis untuk mengaburkan kontribusi besar Pak Jokowi terhadap kejayaan PDIP selama ini," jelasnya.
Darmizal menambahkan bahwa rakyat Indonesia adalah pemilih yang cerdas dan akan selalu mengawasi perilaku elit politik.
"Rakyat akan terus melihat, mencermati, dan akan menilai partai mana yang layak didukung pada Pemilu 2029 mendatang. Jangan anggap enteng kecerdasan rakyat. Mereka tahu mana figur yang benar-benar bekerja untuk kepentingan bangsa dan mana yang hanya bermain politik demi kekuasaan semata," pungkasnya.
Sebelumnya, Presiden ke-7 RI Jokowi telah membantah adanya utusan yang dikirim ke PDIP dan menegaskan bahwa dirinya selama ini memilih diam meskipun kerap difitnah dan dijelek-jelekkan.
"Saya itu udah diem lho ya. Difitnah saya diam, dicela saya diam, dijelekkan saya diam, dimaki-maki saya diam. Saya ngalah terus lho, tapi ada batasnya," kata Jokowi di kediamannya di Solo, Jumat (14/3/2025).
Kontroversi ini mencuat setelah Deddy Yevri Sitorus, Ketua DPP PDIP, menyatakan ada utusan berpengaruh yang menemui pengurus PDIP pada 14 Desember 2024 yang meminta agar partainya tidak memecat Jokowi dan mendesak pencopotan Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP.
[Redaktur: Hotbert Purba]