“Indonesia memiliki komitmen yang besar untuk menahan laju perubahan iklim. Kami juga memiliki potensi yang besar terhadap Carbon Pricing (harga karbon). Saya rasa dalam 5 tahun terakhir, usaha kami meningkatkan carbon pricing adalah yang terbaik,” Jelasnya.
Berdasarkan data yang dipaparkannya, Indonesia memiliki 75-80 persen dari total kredit Karbon dunia. Angka tersebut berasal dari hutan hujan, bakau, lahan gambut, dan terumbu karang.
Baca Juga:
Luhut Ultimatum Para Pengganggu Investasi di Indonesia
Menurut Menko Luhut, sebagai bagian dari komitmen Indonesia terhadap Paris Agreement dan Net Zero Emission, pemerintah saat ini memfokuskan regulasi terkait perubahan iklim dan pengurangan emisi.
Terkait dengan pengendalian Covid-19 di Indonesia, Menko Luhut menyatakan saat ini telah terkendali.
“Momen terburuk kami pada 15 Juli 2021. Saat ini sudah jauh membaik. Saat ini di Jakarta sebagai ibu kota negara bisa dikatakan 0 kasus meninggal. Di Bali juga sudah mirip dengan Jakarta,” ungkap Menko Luhut.
Baca Juga:
Sebelum Naikkan Harga Pertalite, 3 Hal Ini Jadi Pertimbangan Utama Pemerintah
Sementara untuk target vaksinasi, dia menjelaskan bahwa Indonesia saat ini menempati ranking lima besar jumlah orang yang telah divaksin di seluruh dunia. Menurutnya, setidaknya ada 49,42 persen warga Indonesia telah divaksin dosis kedua.
“Indonesia kedepannya akan semakin kuat setelah pandemi berkat transformasi ekonomi yang berfokus pada pengembangan industri added value,” tutur Menko Luhut.
Menanggapi mitranya, Menlu Blinken mengatakan bahwa negaranya siap bekerja sama dengan Indonesia terkait industri semi konduktor dan mineral lain. "Kami akan bekerja keras untuk bekerja sama dengan Indonesia, dan secara bersama-sama kita dapat menciptakan rantai persediaan pada sektor industri tersebut,” ucapnya.