WahanaNews-Papua Barat | Lembaga Penelitian, Pengkajian dan Pengembangan Bantuan Hukum (LP3BH) Manokwari mempertanyakan kembali keseriusan Negara Republik Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo dalam menyelesaikan dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) yang Berat Wasior tahun 2001 secara hukum (litigasi).
Hal ini didasari pada pengakuan Presiden Joko Widodo bahwa memang terjadi pelanggaran HAM yang Berat pada sekitar 12 kasus, termasuk Wasior 2001 tersebut Januari 2023 lalu.
Baca Juga:
Situasi HAM di Papua Tahun 2023, Ini Hasil Pengamatan Komnas HAM
Demikian disampaikan Direktur Eksekutif LP3BH Manokwari Yan Christian Warinussy, SH dalam keterangan di Manokwari, Jumat (5/5/23).
Menurut pihaknya, LP3BH Manokwari sebagai Organisasi Masyarakat Sipil/OMS (Civil Society Organization/CSO) telah mendampingi para korban kasus Wasior sejak tahun 2001 lalu.
"Kami mengetahui bahwa segenap langkah hukum sesuai amanat Undang Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang HAM maupun Undang Undang Nomor 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HAM telah ditempuh oleh Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Republik Indonesia sesuai kewenangannya menurut Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM," ujar Warinussy.
Baca Juga:
Persoalkan Pelanggaran HAM, Anggota TNI Tantang BEM UI KKN di Wilayah KKB
Dimana seluruh hasil penyelidikan atas peristiwa Wasior Tahun 2001 telah diserahkan kepada Kejaksaan Agung Republik Indonesia sebagai lembaga negara yang memiliki otoritas penyelidikan berdasarkan UU No.26 Tahun 2000.
Sehingga, jelang 22 Tahun (13 Juni 2001-13 Juni 2023), hendaknya Presiden Joko Widodo dapat memerintahkan Jaksa Agung RI untuk membuka dan menyidik segera dan membawa kasus Wasior ke pengadilan HAM.
LP3BH Manokwari juga mendesak Presiden Joko Widodo segera meningkatkan status Pengadilan Negeri Manokwari dari Kelas I B menjadi Kelas I A dan menempatkan Pengadilan HAM untuk peristiwa dugaan pelanggaran HAM berat Wasior pada Pengadilan Negeri Manokwari dalam tahun 2023 ini, demikian Yan Christian Warinussy. [anang/hot]