PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Raja Ampat - Atmosfer penolakan terhadap eksploitasi tambang di kampung Manyaifun, Distrik Waigeo Barat Kepulauan, Kabupaten Raja Ampat, Provinsi Papua Barat Daya berujung konflik antarkelompok masyarakat yang menerima penambangan dan yang menolak.
Pada Rabu tanggal 12 Maret 2025 malam sekitar pukul 23:30 Wit, diketahui sekelompok masyarakat diduga dipimpin oleh oknum atas nama Aleks Fakdawer dan Orgenes Mambrasar mendatangi sekelompok orang lainnya dan berusaha melakukan kontak fisik.
Baca Juga:
Langkah Berani Prabowo: Raja Ampat Diselamatkan, Mafia Tambang Ketar-Ketir
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun media PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, hal tersebut berawal dari sekelompok yang menerima kehadiran PT Mulya Raimond Perkasa untuk melakukan aktivitas penambangan di kampung Manyaifun tidak terima baik atas upaya yang dilakukan oleh sekelompok masyarakat lainnya untuk menolak kehadiran perusahaan yang belum diketahui asal-usulnya tersebut.
Tak hanya itu, Kepala Distrik Waigeo Barat Kepulauan sebagai kepala pemerintahan diwilayah tersebut juga diduga kuat turut serta mendukung perusahan, bukan tanpa alasan, Kepala distrik (red-camat) tidak mampu untuk memediasikan perselisihan antar kedua kelompok warga tersebut.
Pemerintah Daerah melalui OPD teknis terkait yang memiliki tugas fungsi juga terkesan buta dan tuli terhadap persoalan itu, sedangkan di sisi lain Pemda Raja Ampat berburu "Pajak" di perusahan tambang lainnya.
Baca Juga:
Raja Ampat Tak Butuh Tambang, Sektor Pariwisata Dapat Hasilkan Rp300 Miliar dalam Setahun
Pemda Raja Ampat terkesan melakukan pembiaran, dan mengutamakan pemasukan kepada daerah. Padahal, tidak sedikit warga melakukan penolakan perusahaan tambang di Raja Ampat.
Hal ini dilakukan warga guna menjaga dan melindungi hutan dan laut dari ancaman. Apalagi Raja Ampat merupakan kepulaun yang memiliki tujuan wisata dunia.
Untuk itu, Pemda Raja Ampat diharapkan mengambil langkah cepat sehingga tidak terjadi konflik di tengah-tengah masyarakat seperti yang terjadi di Kampung Manyaifun.