Itulah narasi-narasi yang kami dengar di Jakarta. Walaupun ada narasi sebaliknya," ucap Gultom.
Namun Gultom menegaskan bahwa, ketika dirinya beberapa kali datang ke Tanah Papua, memang hampir semua narasi-narasi terkait ketidak adilan itu benar- benar terjadi dan dialami oleh Orang asli Papua.
Baca Juga:
Danlanud Sultan Hasanuddin Mengantar Keberangkatan Wakil Presiden RI Kunker Ke Larantuka
"Setiap kami datang ke Papua hal yang memiriskan itu memang dibuktikan oleh temuan - temuan kami.
Semuanya ini harus masuk dalam agenda pastoral gereja. Gereja tidak bisa diam terkait hal ini. Saya sangat kecewa ketika gereja masih berpikir bagaimana cara membawa orang ke surga, gereja-gereja kita selalu hadir dengan obsesi untuk membawa orang-orang sekitar kita masuk surga.
Barangkali perspektif ini harus kita koreksi.
Baca Juga:
Gomar Gultom Nyatakan PGI Tak Punya Kemampuan Kelola Tambang
Bukankah doa-doa kita adalah jadilah kehendakMu di bumi seperti di surga, datanglah kerajaanMu, artinya bukan orang-orang di dunia ini yang kita bawa ke surga tapi tanda-tanda kerajaan surga itu yang harus kita bawa ke bumi, dan justru itu penugasan kepada gereja, kita diutus untuk membawa Injil kerajaan Allah ke bumi ini, yakni damai sejahtera," tegas Gultom.
Gultom juga menegaskan agar gereja jangan hanya hadir secara fisik, tetapi kehadiran gereja harus benar-benar dapat membawa perubahan bagi umat.
"Kalau ada ketidak sejahteraan, kalau ada ketidakadilan itu artinya kita belum ada di situ, gereja belum hadir di situ, gereja mungkin hadir secara fisik, gedungnya megah, tapi apakah daya penebusan Kristus hadir di situ.