Wahananews-Papua Barat | Direktur Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, menilai, Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil belum menjalankan program pemerintahan Jokowi dengan baik untuk melakukan reformasi agraria.
"Saya menganggap Sofyan Djalil gagal memimpin Kementerian ATR/BPN. Banyak persoalan-persoalan tanah dan mafia tanah yang terjadi pada saat ia memimpin Kementerian. Padahal ia diberi kewenangan untuk menyelesaikan persoalan itu," ujarnya Selasa 14 Desember 2021.
Baca Juga:
Menteri AHY Ungkap 2 Kasus Mafia Tanah di Jabar Rugikan Negara Rp3,6 triliun
Menurutnya, jangan sampai karena dianggap orangnya Jusuf Kalla, lalu ia dibiarkan saja. Padahal, kinerjanya sebagi pembantu presiden Jokowi dalam menuntaskan persoalan di ATR/BPN sangat lamban. Sofyan Djalil tidak menguasai lapangan.
"Presiden Jokowi sebaiknya menunjuk Menteri yang betul-betul menguasai persoalan lapangan. Sehingga dengan cepat dan tanggap, bisa menterjemahkan keinginan presiden. Dengan demikian, beban presiden Jokowi akan jauh berkurang. Apalagi ini mau pemilu. Para Menteri sudah mulai kasak kusuk dan tidak fokus lagi bekerja," kata Fernando.
Oleh sebab itu, masih menurut Fernando, presiden Jokowi harus memastikan bahwa pembantunya ini harus dipilih yang betul-betul bisa fokus dan secara totalitas bisa bekerja penuh sampai akhir masa jabatan di 2024 mendatang.
Baca Juga:
Nirina Zubir Penasaran Bukti Baru Eks ART Rebut Empat Sertifikat Tanah
"Pada akhir masa pemerintahannya, Jokowi harus membuat legacy yang berpihak pada masyarakat terutama yang mampu menuntaskan mafia tanah. Karena selama ini mafia tanah sangat merugikan masyarakat," ungkap dia.
Pada beberapa kali isu reshuffle, HM Darmizal MS adalah salah satu nama yang disebut sangat berpotensi menggantikan Sofyan Djalil sebagai Menteri ATR/BPN.
Menurut Fernando, presiden Jokowi dapat mempertimbangkan Darmizal MS yang merupakan teman satu almamater Jokowi di UGM.