"Lalu indeks pembangunan manusia kita juga tergantung dengan persoalan ini, karena kalau kita lihat angka IPM kita Papua Barat masih jauh dibawah rata-rata nasional, yakni 65,89 dengan predikat terendah kedua se-Indonesia," jelasnya.
Selanjutnya, ia juga mengemukakan Provinsi Papua Barat masih tergolong kemiskinan esktrim termasuk Fakfak, di mana pada tahun 2022 masih memiliki presentase 9,38 persen.
Baca Juga:
PTS Keluhkan Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru
"Hal-hal ini perlu juga didiskusikan bersama mahasiwa untuk melahirkan solusi," tandasnya.
Selain itu, angka putus sekolah juga masih tinggi di Papua Barat karena sekira ada 68.988 anak harus putus sekolah pada 2022.
"Ini juga perlu didiskusikan bersama, mengapa sampai bisa putus sekolah, dapat lihat di berbagai daerah memang masih banyak faktor yang mempengaruhinya, dari tingkat ekonomi dan ketidakseriusan belajar," ujar Paulus.
Baca Juga:
Danrem 182/JO Berikan Kuliah Umum Di Politeknik Negeri Fakfak
Untuk itu, ia meminta kepada mahasiwa Polinef agar memperhatikan persoalan tersebut dan tidak menjadi mahasiswa yang cuek atau apatis.
"Sebagai mahasiwa harus melahirkan gagasan-gagasan segar yang dapat melahirkan solusi-solusi atas persoalan," ucapnya.
Lelaki kelahiran Fakfak itu berpesan pula kepada para Maba agar tetap tekun belajar, bersungguh-sungguh, dan bekerja keras mewujudkan impian.