Papua-Barat.WahanaNews.co, Fakfak | Ratusan Mahasiswa Politeknik Negeri Fakfak Papua Barat mengikuti kuliah umum perdana dalam pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru.
Kegiatan tersebut dibuka langsung oleh Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw.
Baca Juga:
PTS Keluhkan Penurunan Jumlah Mahasiswa Baru
Pj Gubernur Papua Barat Paulus Waterpauw mengimbau mahasiswa agar proaktif berdiskusi, terkait masalah atau isu-isu terkini di Papua Barat.
"Pertama saya mengucapkan selamat kepada para maba Politeknik Negeri Fakfak (Polinef). Semoga kegiatan ini dapat memberikan bekal baik bagi adik-adik mahasiwa yang akan memulai studinya," kata Paulus di Auditorium Polinef, Senin (4/9/2023).
Mantan Kabaintelkam POLRI itu juga mengatakan, para mahasiswa bahwa saat ini pihaknya masih terus berfokus pada persoalan stunting.
Baca Juga:
Danrem 182/JO Berikan Kuliah Umum Di Politeknik Negeri Fakfak
"Kita saat ini di Papua Barat masih tergolong tinggi, karena angka prevalensi stunting per Juli 2023 yakni 11,80 persen," ungkapnya.
Tampak PJ Gubernur Papua Barat sesi foto bersama dengan dosen dan mahasiwa baru Polinef Fakfak, Senin 4 September 2023. (Foto: WahanaNews/Frances)
Ia juga mengingatkan, kepada para mahasiwa, persoalan stunting muncul sejak memasuki dunia pernikahan, sehingga harus diperhatikan dengan baik.
"Lalu indeks pembangunan manusia kita juga tergantung dengan persoalan ini, karena kalau kita lihat angka IPM kita Papua Barat masih jauh dibawah rata-rata nasional, yakni 65,89 dengan predikat terendah kedua se-Indonesia," jelasnya.
Selanjutnya, ia juga mengemukakan Provinsi Papua Barat masih tergolong kemiskinan esktrim termasuk Fakfak, di mana pada tahun 2022 masih memiliki presentase 9,38 persen.
"Hal-hal ini perlu juga didiskusikan bersama mahasiwa untuk melahirkan solusi," tandasnya.
Selain itu, angka putus sekolah juga masih tinggi di Papua Barat karena sekira ada 68.988 anak harus putus sekolah pada 2022.
"Ini juga perlu didiskusikan bersama, mengapa sampai bisa putus sekolah, dapat lihat di berbagai daerah memang masih banyak faktor yang mempengaruhinya, dari tingkat ekonomi dan ketidakseriusan belajar," ujar Paulus.
Untuk itu, ia meminta kepada mahasiwa Polinef agar memperhatikan persoalan tersebut dan tidak menjadi mahasiswa yang cuek atau apatis.
"Sebagai mahasiwa harus melahirkan gagasan-gagasan segar yang dapat melahirkan solusi-solusi atas persoalan," ucapnya.
Lelaki kelahiran Fakfak itu berpesan pula kepada para Maba agar tetap tekun belajar, bersungguh-sungguh, dan bekerja keras mewujudkan impian.
Dalam kesempatan itu, Paulus juga berkisah soal pengalaman hidupnya termasuk saat ia lahir hingga menempuh pendidikan SD sampai kelas 4 di Fakfak.
[Redaktur: Hotbert Purba]