PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Sorong – Kampung Maladuk, melaksanakan panen perdana kangkung yang ditanam menggunakan metode hidroponik organik (hidroganik) pada Jumat (10/1/2024).
Sebelumnya, SKK Migas dan Pertamina EP Papua Field (PEP Papua) yang merupakan bagian dari Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina memberikan pelatihan aplikasi metode hidroganik pada Desember (11/12/2024) lalu, melalui program BUKAN TANI (budidaya ikan air tawar dan pertanian hidroponik organik).
Baca Juga:
SKK Migas-Pertamina EP Papua Dorong Pengembangan Ekowisata Pulau Soop Kota Sorong
Aktivitas ini merupakan salah satu upaya meningkatkan kemandirian pangan sekaligus menciptakan peluang ekonomi baru bagi warga setempat.
Jatimbang Aritonang, salah satu petani, berpendapat kangkung yang dipanen kali ini tumbuh subur dengan kualitas yang sangat baik.
“Para petani hidroganik di Kampung Maladuk memetik hasil yang memuaskan setelah beberapa bulan mempraktikkan teknik hidroganik yang diajarkan dalam pelatihan. Melalui sistem ini, tanaman kangkung dapat tumbuh tanpa media tanah; mengandalkan air dan nutrisi yang ramah lingkungan. Hasilnya, tanaman yang dipanen memiliki kualitas yang lebih baik, sehat, dan efisien dalam penggunaan air dibandingkan dengan metode konvensional,” jelas Jatimbang.
Baca Juga:
SKK Migas-Pertamina EP Zona 14 Papua Field Lakukan Tajak Sumur Eksplorasi Buah Merah (BMR-001) di Kabupaten Sorong
Selviana Kondologit, Kepala Kampung Maladuk, mengaku hasil panen kali ini sangat menggembirakan. “Kami sangat senang dengan hasil panen kangkung ini. Selain menjadi bahan pangan yang sehat untuk keluarga, hasilnya juga akan kami jual di pasaran.
Ada sekitar 380 pot kangkung yang dipanen. Setiap ikat kangkung; terdiri dari 3 hingga 4 batang; dijual dengan harga sepuluh ribu rupiah per ikat. Ini membuka peluang bagi kami untuk meningkatkan pendapatan dan sekaligus mempromosikan pertanian yang ramah lingkungan," ujar Selviana bersemangat.
Manager Papua Field, Ardi, turut menyampaikan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif Program Pengembangan Masyarakat (PPM) SKK Migas-PEP Papua yang bertujuan memberdayakan masyarakat lokal dan mendukung ketahanan pangan melalui metode pertanian berkelanjutan.
“Dengan memanfaatkan teknologi hidroganik yang ramah lingkungan, kami berharap Kampung Maladuk dapat terus berkembang menjadi model komunitas mandiri yang tidak hanya memprioritaskan keberlanjutan lingkungan, tetapi juga kesejahteraan ekonomi warganya,” tambah Ardi.
Ardi menegaskan bahwa program ini sejalan dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan no. 2 Tanpa Kelaparan, no. 11 Kota dan Komunitas Berkelanjutan, dan no. 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan.
Pelatihan yang diberikan oleh SKK Migas, PEP Papua, dan Yayasan Kasuari Tanah Papua telah membekali warga Kampung Maladuk dengan pengetahuan dan keterampilan praktis dalam pertanian hidroganik. Para peserta pelatihan tidak hanya mempelajari teknik penanaman dan perawatan tanaman, tetapi juga cara memanfaatkan hasil panen untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka.
Langkah selanjutnya, warga Kampung Maladuk berencana mengembangkan usaha pertanian hidroganik ke jenis sayuran lainnya yang memiliki potensi pasar. Sinergi antara SKK Migas, PEP Papua, Yayasan Kasuari Tanah Papua, dan warga Kampung Maladuk memberi harapan baru masyarakat yang lebih mandiri, sejahtera, dan berwawasan lingkungan.
[Redaktur: Hotbert Purba/Rilis SKK Migas Pamalu]