“Dari Indonesia, Berbuat Lebih kepada Warga Dunia yang Rentan: Untuk Masa Depan Yang Lebih Sejahtera, Berperikemanusian dan Inklusif”
WahanaNews-Papua Barat | Dalam tahun 2022 ini, Indonesia memegang presidensi G20 dengan thema “Recover Together, Recover Stronger”.
Baca Juga:
Sherpa G20 Indonesia Pimpin Perundingan Sebagai Perjalanan Akhir Presidensi G20 Brasil
Thema ini masih mengedepankan agenda pemulihan pandemi COVID-19 yang telah berdampak sistemik dalam tatanan ekonomi-politik global, menambah jumlah kelompok marginal serta memperlebar jurang ketimpangan.
Dalam berbagai kesempatan, pemerintah Indonesia mengungkapkan akan mengedepankan perspektif inklusifitas dan berkomitmen untuk menjadi penghubung antara negara berkembang dan negara maju untuk berkolaborasi untuk mencapai tujuan dan target Sustainable Development Goals yang menghadapi tantangan berat di masa pandemi COVID-19.
Perspektif inklusifitas ini menjadi sangat penting karena krisis global akibat perubahan iklim dan pandemi COVID-19 makin memperlebar ketimpangan dan mengancam penghidupan kelompok-kelompok marginal, seperti perempuan, anak, pekerja migran dan penyandang disabilitas yang menerima dampak berlapis dalam situasi ketidakadilan gender.
Baca Juga:
Menkeu Lakukan Diskusi Strategis tentang Pembiayaan Iklim dan Pembangunan Berkelanjutan
Kondisi ini berkontribusi pada peningkatan tantangan pemulihan yang berkelanjutan.
Momentum presidensi Indonesia dalam G20 di tahun 2022 ini harus dimanfaatkan untuk menjadi arena advokasi menagih komitmen negara-negara anggota G20 untuk memastikan prinisp “No One Left Behind” harus menjadi pertimbangan utama dalam implementasi semua komitmen yang dihasilkan dalam G20.
Working Group SDGs dan Humanitarian di Civil 20 Indonesia sebagai engagement group masyarakat sipil Indonesia yang aktif dalam Presidensi Indonesia di G20 tahun 2022 mengidentifikasi beberapa tantangan kunci yang dihadapi dan harus didorong untuk menjadi agenda pembicaraan dalam forum G20.