“Saya memberi apresiasi dan menaruh harapan agar Sidang Sinode GKI Di Tanah Papua ke XVIII di Waropen nanti, mampu meneruskan harapan para Pelayan dan Jemaat”
Penulis : Yan Christian Warinussy, SH
Baca Juga:
Yohana Dina Hindom Dilantik Menjadi Wakil Ketua Klasis GKI Fakfak
Wahananews-Papua Barat | Gereja Kristen Injili (GKI) Di Tanah Papua adalah salah satu Gereja tertua yang berdiri sebagai buah Pekabaran Injil dan menjadi sebuah organisasi moderen pertama yang dipimpin oleh Orang Asli Papua (OAP) sejak tanggal 26 Oktober 1956.
Hal itu sesuai catatan yang ditulis oleh mantan Ketua Badan Pekerja Am Sinode GKI Di Tanah Papua Pdt. Filep Jacob Spener (F.J.S) Rumainum berjudul : "Sepuluh Tahun GKI Sesudah Seratus Satu Tahun Zending Di Irian Barat".
Buku yang bersampul warna biru muda tersebut diterbitkan pertama kali oleh Kantor Pusat GKI yang ketika itu beralamat di Kotak Pos 14 Sukarnapura (kini Jayapura) Irian Barat (kini Tanah Papua).
Baca Juga:
PKB Klasis Fakfak Menuju Kamping Temu Raya PKB se-Tanah Papua di Biak Numfor
Di awal terbentuknya GKI di Tanah Papua, telah diawali dengan Sinode Persiapan (Proto Sinode) pada tahun 1954 yang mengesahkan 9 (sembilan) Sinode Resor, yaitu terdiri dari : Resor Hollandia/Nimboran, resor Sarmi, resor Japen/Waropen, resor Biak/Numfor, resor Miei, resor Manokwari, resor Sorong, resor Teminabuan dan resor Inanwatan.
Kemudian pada tahun 1956 berdirilah GKI Di Irian Barat yang diawali dengan penyusunan dan pembahasan hingga perumusan serta pengesahan Tata Gereja.
Tata Gereja ini awal mula terdiri dari 6 (enam) bab yang kemudian dikembangkan dalam sidang-sidang Sinode GKI Di Tanah Papua hingga saat ini.