Sesungguhnya telah memberi pencerahan bagi mulai dibangunnya peradaban baru bagi manusia asli Papua berkulit hitam.
Kedatangan Kijne ditemani kedua rekannya yaitu C. W. Gozal dan Johan Ariks bersama sekitar 50an murid yang dibawa dari Pulau Mansinam untuk memulai pendidikan guru dengan sistem pola Asrama di Aitumieri, sungguh menjadi permulaan yang pada akhirnya kami rasakan dan nikmati hari ini.
Baca Juga:
20 Tahun Otsus Gagal Membangunkan Raksasa Papua yang Tidur, Sebagian Besar Rakyat Papua Hidup dalam Kemelaratan dan Keterbelakangan
Kijne memulai pengajarannya dengan menyatakan; “Diatas batu ini, saya meletakkan peradaban orang Papua. Sekalipun orang memiliki kepandaian tinggi, akal Budi dan marifat, tetapi tidak dapat memimpin bangsa ini, bangsa ini akan bangkit dan memimpin dirinya sendiri".
Hal itu diperkarakan oleh Kijen diatas sebuah batu yang hingga kini disebut sebagai Batu Peradaban diatas bukit Aitumieri yang memberi panorama indah ke arah Teluk Wondama yang permai.
Kijne sesungguhnya adalah Bapak Pendidikan dan Peradaban Orang Papua, karena segenap pemimpin di atas Tanah Papua kemarin dan hari ini serta masa depan adalah berasal dari para leluhur guru jebolan sekolah berpola asrama dari Pulau Mansinam hingga Aitumieri yang kemudian mendidik orang tua kami dan kami yang terkemudian dan hingga kini menjadi terdepan dalam menggerakkan perubahan hidup dan kehidupan Orang Asli Papua di berbagai sektor kehidupan.
Baca Juga:
Pedagang Mama Papua Unjuk Rasa di Lanny Jaya, Minta Pedagang Non OAP Cukup Jualan Barang Kios
Selamat Memperingati Hari Peradaban Orang Papua ke-97, 25 Oktober 2002. TUHAN Memberkati. [hot]
Penulis : Yan Christian Warinussy, SH.
Editor : Hotbert Purba