Wahananews-Papua Barat | Tak dapat dipungkiri, pemahaman dan kesadaran masyarakat akan pentingnya memperhatikan asupan gizi anak masih rendah.
Masih jamak orang tua memberi makan anak dengan tujuan agar kenyang. Padahal, ada yang lebih penting, yaitu mencukupi kebutuhan nutrisi agar anak sehat secara fisik, serta memiliki perkembangan otak yang optimal.
Baca Juga:
Bea Cukai Malang Gagalkan Pengiriman Rokok Ilegal Senilai Rp2,12 Miliar
Di masa mendatang, anak-anak yang mendapat kecukupan gizi dimasa kecil memiliki kemampuan untuk bersaing secara global.
Adalah sejumlah elemen masyarakat yang dalam beberapa tahun terakhir memiliki perhatian lebih terhadap persoalan medasar ini.
PP Aisyiyah misalnya, organisasi masyarakat dengan ratusan ribu kader yang tersebar di seluruh Indonesia ini secara aktif mengajak kader nya untuk lebih waspada dalam hal pemberian makanan dan minuman untuk anak.
Baca Juga:
Membongkar Penyebab Lambatnya Penurunan Stunting di Indonesia
Salah satu persoalan yang menjadi perhatian organisasi perempuan ini masih ditemukannya kebiasaan mengkonsumsi susu kental manis yang dijadikan sebagai minuman susu untuk anak.
Meskipun sudah ada ketentuan untuk tidak menggunakan produk ini sebagai minuman susu untuk anak, namun masyarakat seolah abai dengan tingginya kandungan gula dalam produk.
Maka tidak heran, empat tahun pasca dikeluarkannya PerBPOM No 31 tahun 2018 tentang Label Pangan Olahan yang didalamnya memuat aturan label, promosi dan penggunaan SKM, jenis susu ini masih menjadi yang tertinggi dikonsumsi oleh rumah tangga.