Normalnya, penyaring bahan bakar harus diganti baru utuh satu rangkaian. Melalui inovasi ini, cukup mengganti elemen penyaring di dalamnya dengan elemen berbahan dasar pelepah pisang, sehingga meminimalkan produk sisa pakainya.
PEP Papua Field menghemat biaya penggunaan penyaring hingga Rp 400 juta per tahun.
Baca Juga:
Pertamina Patra Niaga Salurkan Bantuan ke 7 Posko Erupsi Gunung Lewotobi
“Keandalan mesin diesel dapat ditingkatkan dan dapat menghemat biaya maintenance secara signifikan, berkat TERAPIS yang Hemat, Optimal, Tahan lama,” ujar Muslim.
General Manager Zona 14 Dadang Suwargono menambahkan bahan baku pelepah pisang hingga produk rangkaian penyaring berbahan pelepah pisang disokong dari warga lokal Sorong dengan dilakukan pelatihan terlebih dahulu oleh tim Terapis.
Selain untuk kepentingan operasi perusahaan, inovasi ini juga telah diterapkan dalam program Program Pengolahan Air Bersih Berbasis Pemberdayaan Masyarakat (PERI BERDAYA) untuk masyarakat di Distrik Klamono dan Distrik Klasefet, Kabupaten Sorong, yang selama ini memanfaatkan air sungai, air tadah hujan dan sumur gali yang memiliki kualitas air yang tidak layak.
Baca Juga:
Pertamina Manfaatkan Potensi Alam untuk Serap Karbon Lewat Dua Inisiatif Terintegrasi
“Papua EP Field tidak hanya mendukung ketahanan energi nasional dari ujung timur Indonesia, namun juga berperan dalam pemberdayaan masyarakat lokal,” ujar Dadang.
Direktur Regional 4 Pertamina EP Cepu, M. Arifin menambahkan, Pertamina EP Papua berkomitmen melaksanakan inisiatif environmental, social and governance (ESG) sebagai kerangka kinerja keberlanjutan.
“Menciptakan iklim dan mendorong inovasi, serta mengembangkan sumber daya manusia merupakan salah satu perhatian kami dari aspek sosial. Kegiatan ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) no. 9 Industri, Inovasi, dan Infrastruktur, serta no. 17 Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan,” demikian Arifin.