‘’Kondisi akses jalan yang belum optimal, baik ke lokasi operasi maupun ke lokasi program pemberdayaan masyarakat seperti di Desa Adat Malasigi, seringkali menjadi kendala. Isu wewenang perbaikan ini terkadang menimbulkan gejolak di masyarakat yang berujung pada pemalangan," urai Ardi.
Tantangan ketiga yakni ketetapan aturan daerah dan jaminan hukum yang masih tumpang tindih antara aturan daerah dan aturan adat. Salah satunya mengenai hak ulayat atas tanah, dimana tidak ada kepastian hukum yang jelas atas marga yang berhak.
Baca Juga:
Apresiasi Pelaksanaan UKW, Senator PFM: Jangan Lagi Ada Oknum Wartawan Rasa Preman
‘’Ini menyulitkan proses pembebasan lahan dan sering memicu klaim serta somasi susulan atas fasilitas yang sudah lama berdiri, yang pada akhirnya mengganggu kegiatan operasional." jelas Ardi.
Oleh karena itu, Pertamina melalui PEP Papua Field secara khusus mengajak para insan pers yang hadir untuk berkolaborasi.
"Di sinilah sinergi kita semua dibutuhkan. Kami butuh dukungan dari instansi terkait, perusahaan, dan para wartawan yang kompeten untuk mulai memperbanyak promosi dan pemberitaan positif atas potensi besar yang ada di Provinsi Papua Barat Daya. Ini akan membantu para calon investor agar tidak ragu lagi berinvestasi disini," demikian Ardi.
Baca Juga:
Ahli Sebut Cairan Mani di Rahim Jurnalis Banjarmasin Tak Cocok dengan DNA Oknum TNI AL
Dukungan kolaboratif ini juga diapresiasi oleh SKK Migas Pamalu. Koordinator Departemen Operasi SKK Migas Pamalu, Wienarno, dalam sambutannya mengatakan bahwa sinergi ini sangat penting untuk memperkaya wawasan jurnalis mengenai sektor hulu migas.
"Keterlibatan aktif sahabat jurnalis dalam UKW dan sosialisasi industri hulu migas akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Kami terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan kapasitas SDM sahabat jurnalis daerah, agar kelak dapat menjadi roda penggerak informasi dalam mendukung peningkatan energi nasional," terang Wienarno.
Sementara itu, Ketua PWI Papua Barat Daya, Wahyudi, mengapresiasi tinggi dukungan berkelanjutan dari SKK Migas Pamalu dan KKKS, termasuk PEP Papua Field. Ia menyebutkan, UKW perdana pasca-Kongres Kesatuan PWI Pusat ini diikuti oleh 30 peserta dari jenjang Muda, Madya, dan Utama.