PAPUA-BARAT.WAHANANEWS.CO, Sorong - PT Pertamina EP (PEP) Papua Field yang tergabung pada Zona 14 Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina, sebagai bagian dari Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) di bawah pengawasan SKK Migas Wilayah Papua dan Maluku (Pamalu), kembali menunjukkan komitmennya dalam mendukung peningkatan kapasitas sumber daya manusia di Papua Barat Daya.
Komitmen ini diwujudkan melalui dukungan terhadap pelaksanaan Uji Kompetensi Wartawan (UKW) yang digelar oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Provinsi Papua Barat Daya.
Baca Juga:
Apresiasi Pelaksanaan UKW, Senator PFM: Jangan Lagi Ada Oknum Wartawan Rasa Preman
Kegiatan yang bertujuan mencetak jurnalis profesional dan kompeten ini berlangsung di Aimas Hotel Convention Centre, Kabupaten Sorong, selama dua hari, pada Sabtu - Minggu (18-19 Oktober 2025).
Papua Field Manager, Ardi menyatakan bahwa dukungan terhadap kegiatan UKW ini merupakan bagian yang esensial dari program pengembangan masyarakat dan stakeholder engagement perusahaan.
"Kami percaya bahwa pers yang profesional dan kompeten adalah mitra kunci bagi kami di industri hulu migas. Jurnalis yang telah teruji kompetensinya melalui UKW ini akan mampu menyajikan pemberitaan yang akurat, berimbang, dan objektif." ujar Ardi
Baca Juga:
Ahli Sebut Cairan Mani di Rahim Jurnalis Banjarmasin Tak Cocok dengan DNA Oknum TNI AL
Ardi menekankan bahwa peran pers profesional menjadi semakin krusial di tengah tantangan besar yang dihadapi industri hulu migas dan iklim investasi di Papua.
"Saat ini, kami dan para investor dihadapkan pada beberapa tantangan utama. Pertama, jaminan keamanan, yang terkadang masih menjadi kekhawatiran investor. Hal ini berdampak pada tingginya biaya operasional dan kesulitan untuk memonetisasi potensi gas yang sudah ada," ucap Ardi.
Selanjutnya adalah perbaikan akses dan sarana prasarana umum mengingat lokasi operasi PEP Papua Field menyebar dan jauh dari pusat kota.
‘’Kondisi akses jalan yang belum optimal, baik ke lokasi operasi maupun ke lokasi program pemberdayaan masyarakat seperti di Desa Adat Malasigi, seringkali menjadi kendala. Isu wewenang perbaikan ini terkadang menimbulkan gejolak di masyarakat yang berujung pada pemalangan," urai Ardi.
Tantangan ketiga yakni ketetapan aturan daerah dan jaminan hukum yang masih tumpang tindih antara aturan daerah dan aturan adat. Salah satunya mengenai hak ulayat atas tanah, dimana tidak ada kepastian hukum yang jelas atas marga yang berhak.
‘’Ini menyulitkan proses pembebasan lahan dan sering memicu klaim serta somasi susulan atas fasilitas yang sudah lama berdiri, yang pada akhirnya mengganggu kegiatan operasional." jelas Ardi.
Oleh karena itu, Pertamina melalui PEP Papua Field secara khusus mengajak para insan pers yang hadir untuk berkolaborasi.
"Di sinilah sinergi kita semua dibutuhkan. Kami butuh dukungan dari instansi terkait, perusahaan, dan para wartawan yang kompeten untuk mulai memperbanyak promosi dan pemberitaan positif atas potensi besar yang ada di Provinsi Papua Barat Daya. Ini akan membantu para calon investor agar tidak ragu lagi berinvestasi disini," demikian Ardi.
Dukungan kolaboratif ini juga diapresiasi oleh SKK Migas Pamalu. Koordinator Departemen Operasi SKK Migas Pamalu, Wienarno, dalam sambutannya mengatakan bahwa sinergi ini sangat penting untuk memperkaya wawasan jurnalis mengenai sektor hulu migas.
"Keterlibatan aktif sahabat jurnalis dalam UKW dan sosialisasi industri hulu migas akan memberikan pemahaman yang lebih mendalam. Kami terus berkomitmen dalam mendukung pengembangan kapasitas SDM sahabat jurnalis daerah, agar kelak dapat menjadi roda penggerak informasi dalam mendukung peningkatan energi nasional," terang Wienarno.
Sementara itu, Ketua PWI Papua Barat Daya, Wahyudi, mengapresiasi tinggi dukungan berkelanjutan dari SKK Migas Pamalu dan KKKS, termasuk PEP Papua Field. Ia menyebutkan, UKW perdana pasca-Kongres Kesatuan PWI Pusat ini diikuti oleh 30 peserta dari jenjang Muda, Madya, dan Utama.
“Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. Selama ini, kegiatan kompetensi wartawan telah sering didukung oleh SKK Migas dan KKKS. Tahun lalu, kami juga bersama-sama mendatangkan Wartawan Tempo untuk memberikan pembekalan penulisan feature. Mudah-mudahan, ini bukan dukungan yang terakhir namun dapat terus berlanjut," ucap Yudi.
Kegiatan UKW selama 2 hari ini berjalan lancar, dimana para peserta telah mengikuti sesi Pra-UKW sehari sebelumnya. Turut hadir dalam pembukaan pelaksanaan UKW, Direktur UKW-PWI Pusat, Aat Surya Safaat, Kepala Dinas Komdigi Papua Barat Daya, Irma Riyani Soelaiman serta para Anggota DPD RI masing-masing Paul Finsen Mayor, Mamberob Rumakiek dan H. Hartono.
Diketahui, Regional Indonesia Timur Subholding Upstream Pertamina merupakan pengelola hulu migas yang secara geografi tersebar di Jawa Timur, Sulawesi, Kepulauan Maluku dan Papua yang terdiri dari asset offshore dan onshore.
Selain itu, terdapat 1 aset downstream yaitu Donggi Senoro LNG. Wilayah kerja di bawah Regional Indonesia Timur yaitu Zona 11 (Alas Dara Kemuning, Cepu, WMO, Randugunting, Sukowati, Poleng, Tuban East Java), Zona 12 (Jambaran Tiung Biru, Banyu Urip), Zona 13 (Donggi Matindok, Senoro Toili, Makasar Strait, Melati), dan Zona 14 (Papua, Salawati, Salawati Basin, Binaiya).
[Redaktur: Hotbert Purba]