Padahal dalam membentuk dan membangun karakter suatu Daerah kita perlu meningkatkan dan menyadari adanya nilai - nilai kearifan lokal, Siapa lagi kalau bukan Kita.
Diera modern seperti saat ini masih banyak juga masyarakat bergotong royong dikota maupun di Desa. Contoh kegiatan membersihkan masjid di hari jum'at untuk memnyambut hari - hari besar Agama Islam.
Baca Juga:
Personel Polres Binjai dan Jajaran Gotong Royong bersihkan sampah akibat Banjir
Masih banyak juga Tradisi Gotong Royong yang mereka lakukan, saat salah satu keluarga, kerabat atau warga sekitar yang mengalami kedukaan, kegiatan tersebut dinamakan Hileiya yakni dengan memberikan sejumlah uang melalui ibu PKK yang dikumpulkan untuk diberikan kepada keluarga yang sedang berduka.
Perlu kita sadari dalam membangun suatu Daerah bukan hanya mengandalkan dana APBD dari pemerintah saja, tapi juga didasari dengan unsur - unsur nilai gotong royong yang tinggi.
Contoh kecil, masih banyak area belakang perkantoran di Kabupaten Batanghari terlihat sampah berserakan banyaknya gulma liar tumbuh di arae tersebut. Bukankah Program tersurat dalam Visi Misi Bupati dan Wakil Bupati salah satunya adalah Gotong Royong.
Baca Juga:
Lomba Gotong Royong BBGRM oleh DPMPD Kaltim untuk Budaya Gotong Royong
Secara tidak langsung Bupati dan Wakil Bupati Batanghari yang sekarang ini mempunyai niat dalam membangkitkan nilai - nilai Gotong Royong, yang dapat kita ketahui sekarang ini nilai - nilai gotong royong mulai semakin memudar dikalahkan dengan perkembangan Zaman yang semakin modrn.
Misalnya, Salah satu Kantor Dinas, dihari jum'at menggelar Gotong Royong membersihkan area perkantoran membersikan sampah dan gulma di area perkantoran mereka. Dan itu sudah menggambarkan suatu unsur Gotong Royong atau kebersamaan.
Bukan hanya diperkantoran saja ditingkat kelurahan dan Desa melalui RT/RW juga bisa melakukan hal yang serupa, semisal bergotong royong membersikan Tempat Ibadah, jalan, got dan lainya maka tradisi Gotong royong bakal sulit dikalahkan dengan era modern sekarang ini.