Jika ada yang bertanya, Lantas siapa yang layak menjadi pelaku Tradisi Gotong Royong..??
Ya Kita sendiri yang membagkitkan. Dimulai dari diri sendiri, kita sendiri harus mempunyai kesadaran yang tinggi untuk menciptakan nilai - nilai kebersamaan dalam bentuk tradisi Gotong Royong baik simiskin ataupun sikaya.
Baca Juga:
Personel Polres Binjai dan Jajaran Gotong Royong bersihkan sampah akibat Banjir
Timbul persoalan sikaya tidak ada waktu untuk bergotong royong karena kesibukanya sehari - hari dalam mengurus usahanya dan itu bukan satu penghalang karena Tradisi Gotong Royong tidak mempunyai aturan yang bersifat baku.
Tradisi Gotong Royong tidak bisa dinilai dengan uang ataupun tenaga tapi kesadaran tinggi dan toleransilah yang tumbuh dari hati kita.
Misal ada alasan, sikaya sibuk tidak bisa hadir menyumbangkan tenaganya tapi dengan didasari toleransi tinggi bisa saja memberikan seperti material yang dibutuhkan atau memberikan sejenis makanan dan minuman untuk pelaku Gotong Royong.
Baca Juga:
Lomba Gotong Royong BBGRM oleh DPMPD Kaltim untuk Budaya Gotong Royong
Begitu juga simiskin tidak mampu memberikan sumbangan seperti sikaya tapi harus juga mempunyai kesadaran yang tinggi dan mampu menyumbangkan tenaganya untuk kepentingan bersama.
Siapa saja wajib membangkitkan tradisi Gotong Royong yang merupakan salah satu warisan leluhur kita yang hampir pudar ditelan masa.
Oleh : Rudi Siswanto
Ketua IWO Batanghari