Koordinator Mahasiswa Unit Sorai Waisai, Irnandini Imroatus Sholihah, turut memaparkan program kerja yang akan dijalankan.
Unit ini terdiri dari 29 mahasiswa dari empat kluster bidang studi yang akan ditempatkan di empat kampung utama: Bonkawir, Sapordanco, Waisai Kota, dan Warmasen.
Baca Juga:
Mahasiswa UGM Tutup Pengabdian Lewat Festival Sorai Waisai, Didorong Jadi Agenda Tahunan Resmi Pemerintah Daerah Raja Ampat
Fokus kegiatan tahun ini akan diarahkan pada pengembangan potensi maritim dan penguatan ekowisata berbasis kearifan lokal.
Ia menekankan bahwa Waisai sebagai pintu gerbang utama menuju Raja Ampat perlu didukung dari berbagai lini agar potensi kemaritiman dan ekowisata tidak hanya berkembang secara visual, tetapi juga berkelanjutan secara sosial dan ekologis.
Sementara, Bupati Raja Ampat, Orideko Iriano Burdam mengungkapkan bahwa kehadiran mahasiswa KKN UGM telah menjadi bagian dari sejarah panjang pembangunan di Raja Ampat sejak awal tahun 2010-an.
Baca Juga:
Petaka KKN di Maluku: Cuaca Buruk Renggut Nyawa Dua Mahasiswa UGM
Ia menyampaikan pentingnya kolaborasi antara UGM dan Pemerintah Kabupaten, terutama dalam mendukung penyusunan RPJMD dan peningkatan kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan, kesehatan, serta ketertiban administrasi desa.
Lebih lanjut, Bupati Burdam mengingatkan bahwa 80% wilayah Raja Ampat adalah laut dengan hampir 2000 pulau, menjadikannya sebagai surga bawah laut yang kaya akan biodiversitas dengan lebih dari 600 spesies karang tercatat di dalamnya.
Ia berpesan kepada mahasiswa untuk turut menjelajahi dan memahami kekayaan alam ini, serta mengajak mereka menjadi bagian dari perubahan yang berpihak pada masyarakat lokal.