Bahan Tanaman anggrek yang digunakan: Anggrek Dendrobium spectabile dan anggrek spesies yang ada di Esha Flora. Studi banding ke beberapa penganggrek di Bogor : My Orchid dan Ade Orchid, Anggrek Kebun Raya Bogor
Pelestarian Pemanfaatan Anggrek Papua ini tidak berhenti di Pelatihan ini, tapi di rencanakan akan terus di laksanakan realisasinya secara real dengan dibina Oleh Esha Flora, yang pemiliknya Ir. Edhi Sandra MSi adalah juga Dosen Divisi Bioprospeksi dan Pemanfaatan Lestari Hidupan Liar, Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan Dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Dan Lingkungan, IPB University.
Baca Juga:
Derap Pembangunan 23 Tahun Otonomi Khusus di Papua, Refleksi dan Capaian di Papua Barat Daya
Edhi Sandra sangat komitmen dalam pelestarian biodiversity Indonesia.
Melalui Esha Flora beliau sudah mengkonservasi lebih dari 400 jenis ragam tumbuhan dalam kultur jaringan tanaman di Laboratorium Esha Flora tersebut, dan akan terus dikembangkan. Dalam hal ini juga mengkonservasi biodiversity anggrek spesies Indonesia.
Peserta pelatihan Zsa Zsa Fairuztani, S. Hut memberikan tanggapannya terkait pelatihan ini, “Kegiatan ini sangat menyenangkan dan bermanfaat khususnya bagi kami pelaku budidaya anggrek di Papua, dengan mengikuti kegiatan pelatihan ini,.
Baca Juga:
Delegasi Terpukau Bali saat Kunjungan Wisata Akhir World Water Forum ke-10
"Saya selaku pendamping kelompok Desa Binaan Dambu Kahbrai yang fokus terhadap budidaya anggrek Papua memiliki tanggung jawab besar untuk melakukan transfer ilmu kepada para petani anggrek sehingga dapat membuka fikiran dan wawasan mengenai teknik kultur jaringan"
Harapan di masa yang akan datang, para petani anggrek tidak perlu jauh-jauh masuk ke hutan untuk mencari anggrek, cukup melakukan teknik kultur jaringan dari rumah," demikian Zsa Zsa Fairuztani. [frances/Edhi Sandra/hot]