WahanaNews-Papua Barat | "Pastor, Kami Takut Pulang", ucap warga Maybrat di tempat pengungsian.
Terkait mengembalian pengungsi Maybrat ke kampung halaman, Pastor Izaak Bame meminta perhatian Penjabat Gubernur Papua Barat untuk menyatakan sikap.
Baca Juga:
Kapolri Apresiasi Anggota Brimob yang Berhasil Bebaskan Pilot Susi Air Korban Penyanderaan KKB
Kepada yang terhormat Gubernur Karateker Papua Barat di Manokwari. Salam kasih Tuhan Yesus Kristus menyertai tugas selaku Gubernur Karateker Papua Barat.
"Setelah membaca berita di media, terkait pemulangan pengungsi Maybrat, Saya Pastor Izaak Bame, Pastor Gereja Katolik Keuskupan Manokwari-Sorong yang sejak awal kejadian ikut terlibat untuk melihat Masyarakat yang mengungsi dengan satu pikiran kalau bisa masyarakat secepatnya kembali ke kampung halaman mereka. Namun mereka mengatakan "Pastor kami takut pulang", kata Pastor Izaak Bame dalam surat terbuka kepada Penjabat Gubernur Papua Barat, dikutip Monitor Papua, Kamis (25/8).
"Saya selaku Pastor merindukan Masyarakat pengungsi Maybrat pulang ke kampung halaman, namun siapa yang menjadi "Jaminan untuk masyarakat", ungkapnya.
Baca Juga:
Tokoh Agama Papua Apresiasi Keberhasilan Ops Damai Cartenz-2024 dalam Menciptakan Kedamaian dan Keamanan Papua
Izaak Bame sebagai Pastor Keuskupan Manokwari - Sorong menyampaikan kepada Penjabat Gubernur Papua Barat, bahwa masyarakat pengungsi Maybrat boleh kembali ke kampung halaman mereka dengan berapa syarat;
Pertama, perlu ada perjanjian Tertulis bermeterai yang ditanda tangani oleh Gubernur-Bupati-Pimpinan POLRI-TNI di Propinsi Kabupaten dan perwakilan masyarakat dalam hal ini pimpinan Gereja Katolik dan GKI.
Kedua, Tarik seluruh aparat TNI-POLRI yang sekarang bertugas di Kabupaten Maybrat.